BAB 3

329 26 4
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel. Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

 Playlist "I'll Always Be Your Guardian Angel" On Spotify :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Memori-memori menyenangkan itu terjadi di momentum yang seharusnya.

Hailey tidak pernah memiliki banyak persoalan. Beberapa bulan berlalu sejak Hailey bermain bisbol—bermain saling mengejar—bersama Raegan dan berbaring di rumput bersama dan kini mereka sedang duduk di ruang tamu karena telah berjanji akan mengerjakan tugas sekolah bersama. Sejenak Hailey berpaling dari aktivitasnya menoleh ke arah jendela, melihat dari kejauhan Luke yang sedang bermain dengan anjing Nenek Esther di rumahnya. Hailey lantas bertanya; apakah Luke atau Raegan sempat mempersoalkan kehidupan mereka yang sebenarnya ganjil dan tak normal karena mereka bertiga sama-sama tak memiliki ayah.

"Menjadi Luke pasti mengasyikkan. Suatu saat nanti aku ingin memiliki hewan peliharaanku sendiri."

Raegan lantas menoleh, melihat ke arah jendela. "Kau ingin memelihara anjing juga?"

"Aku ingin memelihara kucing yang lucu, gemuk, dan berambut tebal. Aku juga selalu ingin bermanja-manja, tidur bersamanya, dan berbagi selimut."

Raegan terkekeh, kembali melanjutkan aktivitasnya. "Apa kau sudah mendengar kalau Luke akan merayakan natal di New Orleans bersama sepupunya?"

"Ya." Hailey mengangguk.

"Kita berempat akan merayakan natal bersama, bukan? Seperti tahun lalu."

"Tentu saja." Hailey mengangguk sambil tersenyum, melirik sekilas ibunya dan ibu Raegan yang sedang berbincang di ruang keluarga yang tak jauh dari mereka.

"Hale, kau tidak pernah bercerita soal ayahmu."

Wajah Hailey cepat menoleh saat anak laki-laki itu tiba-tiba memberi pertanyaan sesuai dengan isi pemikirannya. Raegan semula sedang menggambar di sampingnya dan kini meletakkan pensil warnanya. Hailey kemudian ikut meletakkan pensilnya sejenak di atas buku tulis. "Namanya Joseph Summer. Ayahku meninggal saat aku berumur lima tahun. Kanker pankreas mengalahkan perjuangannya selama tiga tahun di rumah sakit."

"Maaf. Aku turut berduka cita untukmu." Raegan menatap Hailey penuh arti, tak enak hati atas pertanyaannya ketika Hailey dengan mudahnya menceritakan duka paling pahit yang pernah dimiliki oleh anak perempuan; kehilangan seorang ayah.

Namun, Hailey tersenyum samar, menggeleng. "Kami baik-baik saja—akan terasa aneh apabila orang-orang tidak bertanya, khususnya kamu. Aku juga senang karena tidak lagi harus melihat dokter membongkar tubuh ayahku dengan bekas luka yang mengerikan. Dia tak tersiksa lagi. Aku ingat, hampir setiap malam ayahku tidak bisa tidur dan setiap pagi dia selalu memuntahkan semua makanan yang ibuku buat."

I'll Always Be Your Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang