"Nggih, Bu ...." Segera Rinjani membuka pintu lemari es yang letaknya di pojok kamar. "Mas mau apa?" tanyanya kemudian tanpa menoleh. "Ada cake, ada puding, sama buah."
Wira lekas menyahut, "Puding aja, Sayang ...."
"Tapi bukan puding mangg—"
Ucapan Rinjani tertimpa dering handphone yang cukup keras. Sadar kalau bunyi itu berasal dari sakunya, Wira cepat-cepat mengambilnya.
Ular Berbisa calling ....
Mendengkus seraya membuang muka, Wira lakukan ketika tahu jika yang meneleponnya adalah sang asisten yang tak berbudi luhur.
Lantaran masih memendam amarah pada pemuda itu Wira tak berniat mengangkatnya.
"Siapa, Mas?"
Namun Rinjani yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelahnya malah merebut ponsel dari genggamannya kemudian langsung menekan tombol hijau dan gambar speaker berturut-turut.
"Hallo ...."
"Pak ... Pak tolongin saya, Pak ...."
Sontak, semua orang dewasa dalam kamar itu terkejut saat mendengar jeritan Danu yang diiringi suara tangisan.
"Kamu kenapa, Danu?!"
Bukannya menjawab tanya dari Wira, Danu justru menambah volume tangisannya.
"Pak ... tolong, Pak ...."
*****
Selengkapnya ada di Karyakarsa ... hahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Dusta (Tamat)
RomanceKetika dia yang menikahimu, memilih rumah yang lain untuknya pulang ....