"Bu ...." Danu setengah merengek.
Rinjani menarik senyumnya senatural mungkin. "Saya beri kalian berdua cuti selama dua minggu. Saya bebaskan dari segala tugas."
"Sayang ...!" Wira yang bermaksud mengajukan protes atas keputusan sepihak dari Rinjani, urung menggenapi saat dilihatnya sang istri menciptakan isyarat tak ingin dibantah lewat sorot mata.
"Hadiah dari kami, menyusul ya ... nanti di Jakarta."
Rully kontan bertepuk tangan tanpa suara. Rinjani tak pernah main-main jika menyangkut kebahagiaan pegawainya. Danu saja pernah mendapatkan rumah dan mobil. Dia sendiri belum lama ini, dibelikan apartemen. Kira-kira ... akan ada barang berharga apa yang menantinya di ibu kota?
Semoga sebuah hunian yang lebih mewah dari rumah yang Danu tinggali.
"Ya sudah, kami pamit dulu, ya ...." Rinjani mengulangi kalimatnya untuk undur diri. Selanjutnya, dia menjabat tangan empat orang yang berada di ruang tamu itu.
Begitu pula yang dilakukan oleh Wira. Tiga tangan disalaminya tanpa hambatan. Namun ketika sampai di tangan Danu, dia digenggam kencang. Saat Wira menariknya, si ceking malah menahannya sekuat tenaga. "Danu! Saya mau pulang!" ucapnya sambil berusaha melepaskan jabatan tangannya.
"Saya ikut, Pak ...." Danu memelas, nyaris menangis.
"Apa-apaan sih kamu!"
Danu mendekat kemudian berjinjit agar dapat berbisik di telinga Wira. "Jangan tinggalkan saya, Pak ... saya takut diperkosa Rully ...."
*****
Udah up di karyakarsa ya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Terikat Dusta (Tamat)
RomanceKetika dia yang menikahimu, memilih rumah yang lain untuknya pulang ....