TD 2 - Halaman Terakhir

25.1K 442 32
                                    



Seri kedua Terikat Dusta udah timit, Bestie ... ini aku kasih bocoran satu part buat kalian. Yang mau baca lebih lengkapnya meluncur ke karyakarsa, ya ....





Halaman – 22

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri untuk kesalahan yang orang lain perbuat. Hatimu sudah cukup sakit, tidak perlu ditambah lagi."

Mudah saja bagi Rinjani menuturkan hal tersebut, tapi jelas sulit untuk Rully merealisasikannya. Bagaimana dia bisa tak menyalahkan diri sendiri, jika faktanya wajahnya yang pas-pasan ini memang tak sanggup meluluhkan hati suaminya.

Rully mengerucutkan mulutnya masih dalam posisi mematut diri di depan cermin. Dengan bibir yang maju lima senti, parasnya jadi berkali lipat lebih jelek. Dia mendesah kemudian kembali menyisir rambut panjangnya.

Sudahlah ... cukup sampai di sini perjuangannya untuk menjadikan pernikahannya normal. Ternyata dia tak mampu. Kalau nanti rumah tangganya harus berakhir dalam waktu yang sangat singkat, ya masa bodoh. Toh, dia juga tidak mencintai Danu. Urusan keluarganya yang pasti tidak setuju kalau dia menjanda, bisa dipikirkan nanti. Yang penting ... Rully selamatkan dulu harga dirinya meski telah terlanjur terinjak-injak.

Harga diri? Senyumnya lantas tersungging miring. Ah ... menurut sebagian besar laki-laki yang mengenalnya, mungkin Rully dianggap tak pernah memiliki harga diri. Kebiasaannya yang sering agresif melakukan pendekatan pada kaum adam, membuatnya dianggap pantas mendapatkan gelar perempuan murahan.

Yowis rak po-po.

Yowis rak po-po ....

Rully menggemakan kalimat itu berulang kali dalam hatinya. Dia yakin akan baik-baik saja. Dia dilahirkan sebagai petarung ... yang tangguh. Penghinaan sekecil ini takkan mampu menumbangkannya.

Selesai berhias, Rully sekali lagi meneliti penampilannya di cermin. Mukanya memang standar, tidak cantik tidak juga buruk. Tapi dia dikaruniai badan yang ideal dengan lekukan yang pas. Makanya dulu dia sering mengenakan pakaian yang dapat menonjolkan kelebihannya itu. Namun dikarenakan Rinjani tak suka dengan baju minim, dia terpaksa mengganti style-nya.

Kini yang sering melekat di tubuhnya adalah blouse longgar beserta celana kulot atau perpaduan blazer dengan rok span yang panjangnya di bawah lutut, seperti yang sedang dipakainya sekarang.

"Oke, ndang budal!"

(Oke, berangkat!)

Disambarnya tas tangan di atas tempat tidur. Dia lantas keluar dari apartemen menuju kantor.

Hari ini ... Rinjani menyuruhnya menggantikan bosnya itu untuk menemani manajer marketing bertemu dengan klien. Rinjani bilang ... Rully mungkin butuh udara segar dan suasana baru agar pikirannya lebih fresh.

Baik sekali memang perempuan itu. Tidak salah keputusannya yang memilih Rinjani sebagai tempat menumpahkan segala keresahan. Selain bijak, pewaris tunggal kerajaan bisnis Broto Negoro juga cukup solutif. Rully harus banyak-banyak berterima kasih padanya.


*****


Danu baru bisa menyelinap pergi dari serangkaian kegiatan Wira saat jam makan siang. Padatnya pekerjaan membuatnya harus bersabar, menahan diri untuk secepatnya menemui Rully.

Terikat Dusta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang