Prolog

12K 584 12
                                    

"Rahsyaaaaa!" teriakan seorang gadis ditengah teriknya mentari.

"kembalikan atau..." tangannya menggenggam sebuah earphone. Kakinya melangkah menepi, menuju sebuah kolam. Tangannya terulur tepat di atasnya dengan earphone yang masih dia genggam.

"STOP!" wajah ketakutan dari seorang lelaki tertangkap netranya. Gadis itu tersenyum , senyum yang sangat manis bagi yang memandangnya tapi tampak menyeramkan bagi lelaki itu.

Lelaki itu berjalan mendekat dengan membawa sepatu berwarna putih milik sang gadis. Berharap dengan dikembalikannya sepatu itu dia bisa mendapatkan earphonenya kembali.

"Nau lo jangan macam-macam ya?" Lelaki itu melempar sepatu tepat di sebelah sang gadis.

"sekarang kembalikan earphone gue!" Gadis itu tersenyum.

"Oke!" Tampak wajah lega dari si lelaki. Tapi hanya beberapa detik saja.

"ups, maaf" earphone itu terlepas tepat ke kolam dibawahnya. Diiringi dengan suara tawa yang kian menjauh.

"NAURAAAA..." giliran lelaki itu berlari mengejar sang gadis.

"awas lo nau"

Kejadian yang sudah sangat biasa , tontonan yang tak pernah ada akhirnya. Pertengkaran antara Rahsya dan Naura. Yang menjadi pemandangan abadi untuk dua pasang remaja yang dengan setia menontonnya di pinggir lapangan.

"Tu anak dua makannya apa ya?" kata salah satu anak dari keempat remaja itu.

"kagak tau gue, kagak ada capeknya ya berantem mulu" jawab remaja kedua

"iya gue aja bosen ngeliatnya" remaja ketiga menimpali

"apalagi gue, huff" wajah memelas dari remaja ke empat.

"apa kesalahan kita di masa lalu ya punya temen kayak mereka"

Keempat remaja itu bernama Dafi, Rana, Irsyad dan Alea. Teman setia yang meski sudah berkali-kali mengatakan muak melihat tingkah mereka berdua tapi selalu berada di sekitarnya. Entah disebut apa persahabatan ini.

Mungkin tak ada yang mengira di masa lalu. Tepatnya 10 tahun yang lalu. Mereka berdua adalah sepasang sahabat yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Bahkan satu janji terucap dari si lelaki kecil.

"kalau udah gede Rahsya bakal nikahi Naura, biar Naura ngga bisa jauh lagi dari Rahsya"

Seiring berjalannya waktu, entah prahara apa yanng membuat kedua bocah itu menjadi musuh dalam segala hal. Dan keempat temannya adalah saksi abadi perjalanan kisah mereka.

Tapi sayang sang takdir telah mencatat janji yang terucap itu dan menjadikannya sebuah kisah. 

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang