24// nge-Date

3.6K 402 82
                                    

Tak akan aku biarkan siapapun menyakitimu

"Sebenarnya ..." Athar manghentikan perkataannya.

"Sebenarnya kenapa Thar?" Naura tampak penasaran.

" Sebenarnya ... Aku disuruh nemeni Kakak belanja. Tapi karna ada bang Rahsya, kakak sama dia aja ya aku mau lanjutin nge-game,bye" Jawab Athar sambil berlari pergi meninggalkan mereka.

"Dasar bocah ngga punya sopan santun! ATHAR!!" Naura berniat mengejarnya tapi tangannya di tahan oleh Rahsya. Naura menoleh.

"Udah biarin aja! sekalian kita nge-date mumpung malam minggu!" Rahsya berbisik tepat di telinga Naura. Naura bergidik. 

"Stop bersikap seperti itu Sya! gue ngga suka!" Naura mendorong tubuh Rahsya. "Kita kan hanya teman!" gumam Naura. Rahsya masih mendengarnya.

"Kata siapa? Lo itu milik gue titik." tegas Rahsya.

"Enak aja! emang lo pernah nembak gue?"

"Apa itu perlu? " Pertanyaan Rahsya sedikit menggores hati Naura.

"Wanita butuh kepastian Sya" batin Naura dengan mata sendu. "Udah sana ! gue mau ganti baju!"

"Gue di sini aja ya?" Rahsya menaik turunkan alisnya.

"Boleh tapi ijin momy dulu!" tawar Naura sambil memberikan ponselnya. Rahsya melotot. 

"Berat banget syaratnya?" Rahsya melangkah pergi tanpa protes. Naura terkekeh geli. Rahsya tak akan berani. Rakha aja ngga berani sama Mala. Hehehe

Rahsya berjalan menuruni tangga lalu duduk di ruang tengah. Ada Afan yang sedang asyik menikmati camilan sambil menonton TV.

"Papa sudah pulang?" tanya Rahsya sambil mencium tangan Afan.

"Hm" jawab Afan singkat. Dia sedang asik menonton berita.

"Pah!" Rahsya memulai pembicaraan "Ada yang mau Rahsya katakan ke Papa" ucapnya mulai serius. Afan menghentikan makannya. Dia menoleh ke arah Rahsya. Menunggu apa yang akan di ucapkan pemuda itu.

"Soal niat  Rahsya pada Naura, Rahsya sungguh - sungguh ingin mewujudkannya dalam waktu dekat." Rahsya menarik nafas "Rahsya mau meminta ijin papa untuk meminang putri papa" Afan tersenyum. Dia menepuk pundak Rahsya. Dia tak menyangka bocah kecil yang sering berkelahi dengan putri dulu, benar-benar akan menjadi menantunya.

"Papa acungi jempol keberanian kamu Sya" Matanya lekat menatap Rahsya. "Papa tahu kamu anak yang bertanggung jawab, Naura beruntung sekali jika bisa menjadi istrimu. Kamu bahkan tak memperdulikan kejadian kemarin" Afan berhenti sejenak. Memorinya pada kejadian itu kembali mengiris hatinya. "Bagaimana papa bisa bilang tidak Sya" lanjut Afan. Dia tahu Rakha dan Mala pun akan menyetujuinya.

"Terimakasih pah" Rahysa reflek memeluk Afan. Pelukan antar anak dan papanya.

"PAPA! Bang Rahsya! kalian masih normal kan?" suara teriakan Athar mengagetkan mereka. Athar yang keluar hendak mengambil minum terkejut melihat papanya dan Rahsya bepelukan. Kedua orang itu buru-buru saling menjauh.

"Athar ngga nyangka, ck ... ck ..." Rahsya melotot.

"Woey bocil! lo ngmong apa sih? dasar!" Rahsya tidak takut meski ada Afan di depannya. Hal yang udah biasa Afan lihat. Rahsya berlari mengejar saat melihat Athar menjulurkan lidah padanya. Tapi terlambat, sebelum dia berhasil menangkap, Athar sudah berhasil terlebih dulu menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Dasar bocil, untung sayang sama kakaknya" gumam Rahsya kesal. Rahsya muring-muring sendiri menahan kesal pada bocah ingusan itu. Matanya terhenti saat melihat Naura turun dari tangga , dia menggunakan atasan oversize dengan rok pendek. Sederhana tapi cantik.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang