2|| My first..

5.5K 486 17
                                    


Sore ini sesuai janjinya Rahsya menyempatkan diri menjemput Naura ke rumahnya. Tempat yang merupakan rumah kedua bagi Rahsya. Dia bebas keluar masuk rumah ini tanpa permisi. Orang tua Naura sudah dia anggap sebagai orang tuanya sendiri.

TING TONG

"Sebentar" Adara bergegas keluar unruk membukakan pintu. Di sela-sela kesibukannya memasak. Adara sedang membuat kue .

"Selamat sore mah" Rahsya mencium tangan Adara.

"Eh Rahsya, mau jemput Naura ya?"

"Iya Momy kangen"

"Naik aja, Naura lagi di kamar, Mama mau lanjut masak dulu,

"iya mah" Rahsya berjalan menaiki tangga menuju ke kamr Naura. Tanpa mengetuk pintu Rahsya masuk , mungkin sudah kebiasaan dia keluar masuk dengan bebas di rumah itu.

"Nau?" tak ada jawaban, hanya terdengar gemericik air di kamar mandi. Dia tahu Naura sedang mandi. Rahsya merebahkan dirinya di kasur Naura. Selagi menunggu dia mendengarkan musik sambil menggunakan earphone kesayangannya. Entah mengapa Rahsya suka sekali membawa earphone. Terkadang sahabatnya sering dibuat jengkel dengan Rahsya yang sering tak mendengar pembicaraan mereka karena tiba-tiba memakai earphone di tengah obrolan. Tapi lama-lama mereka memaklumi.

Rahsya memejamkan mata sambil menikmati alunan musik yang sedang ia dengarkan. Rahsya tidak menyadari Naura yang keluar dari kamar mandi, begitu juga Naura yang tidak menyadari kehadiran Rahsya, dia hanya memakai handuk yang melilit di tubuhya. Naura berjalan menuju lemari pakaian di sebelah tempat tidurnya. Dasar Naura ceroboh, dia sedikit berlari lupa jika kakinya masih basah membuatnya terpeleset jatuh ke kasur. Tepat di atas tubuh Rahsya.

Bibir mereka bertemu. Rahsya yang terkejut segera membuka matanya. Pandangan mereka bertemu sesaat sebelum semesta menyadarkan mereka kembali. Naura segera menjauh dari Rahsya.

"Aaaa" Naura berteriak . Rahsya segera menutup mulut Naura dengan tangannya takut jika Adara mendengar dan berpikir yang aneh-aneh. Satu tangan Rahsya di mulut dan tangan lain d pinggang Naura. Tubuh mereka saling menempel satu sama lain. Jantung Rahsya berdebar hebat, saat dia meyadari jika Naura hanya memakai handuk yang melilit di tubuhnya.Dia menelan salivanya kasar melihat pemandangan itu. pandangan mereka kembali bertemu. Pipi mereka sama-sama memerah. Naura reflek mendorong Rahsya dan berlari kembali ke kamar mandi. Menutup pintunya kasar. Rahsya masih mematung di tempatnya. Jantungnya berdetak ribuan kali lebih cepat dari sebelumnya.

Naura bersandar pada pintu kamar mandi, memegangi dadanya. Dia juga merasakan hal yang sama. Detak jantugna tak beraturan.

"First kiss gue" batinnya. Naura mencoba menetralkan detak jantungnya. Mencoba kembaali terlihat biasa.

"Rahsya ngapain lo di kamar gue?" teriak Naura dari dalam kamar mandi

"Gue mau jemput lo," Rahsya jug aberusaha terlihat biasa, seperti tak terjadi apapun.

"tapi kan lo bisa nunggu di bawah"

"Mama yang nyuruh langsung ke sini" jawab Rahsya tanpa rasa berdosa.

"Lo keluar dulu gue mau ganti baju"

"iya" Rahsya beranjak keluar dari kamar Naura. Jantungnya masih berdegup kencang, meski bukan kali ini dia melihat naura seperti itu tapidia menyadari sesuatu yang berbeda. Kini mereka bukan anak-anak lagi , mereka sama-sama telah beranjak dewasa. Ada batas yang harus dia jaga saat ini.

Rahsya berjalan kembali ke bawah, memilih menunggu Naura bersama Adara.

"Ada apa Sya, ko Naura teriak?kamu usilin lagi ya?" pertanyaan Adara membuat Rahsya kehabisan kata untuk menjawab, tidak mungkin dia bilang tentang kejadian tadi. Dia memilih mengiyakan pernyataan Adara.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang