6|| Berangkat bareng

4.3K 414 9
                                    


Aku tidak suka melihatmu dengan pria lain, sama seperti kamu yang tak suka saat aku bersamanya


Hari ini Rahhsya berhasil menagjak Naura untuk berangkat bersamanya. Meskisepanjang jalan dia harus mendengar celotehan Naura.

"cerewet!" kata Rahsya yang sayangya di dengar Naura.

"Berhenti!" Rahsya menghentikan motornya karena Naura mengatakannya sambil mencubit pinggangnya.

"aduh, apaain sih Nau, kalau jatuh gimana ha" kesal Rahsya

"tadi lo bilang gue cerewet kan?"

"ngga! kapan?" Rahsya berkelit. 

Naura meloncat dari motornya, dia menghentikan bus lalu masuk kedalamnya. naura tidak menyangka kalau ternyta bus yang dia naiki penuh sesak, dia harus berdesak-desakan saat mencoba masuk ke dalam. 

"Ish tahu gini tadi mending bonceng Rahsya aja" batinnya. Dia terkadang terlalu mengedepankan emosi.

Naura merasa risih karena berdiri di antara pria, tubuhnya sudah terdesak pada pegangan bus. Naura ingin sekali ppergi dari situ, dia merasa tidak nyaman. Tiba- tiba dia merasa sedikit lega dari himpitan, dan berbagai aroma berganti dengan aroma yang pinus yang tidak asing. Dia mencoba menengok ke belakang.

"Rahsya?" Dia melihat Rahsya di belakangnya, dengan wajah datarnya, dia berdiri melindungi nya dengan tubuhnya. Naura kembali melihat ke depan, senyum tersungging di bibirnya. Dia merasa aman. Itulah yang dia rasakan jika berada di seblah Rahsya.

Semakib bbanyaknya penumpang, ruag gerak mereka semakin sempit. Mengikis jarak antara dirinya dan Rahsya. Tubuh mereka sudah tak berjarak, bahkan dia dapat merrrasakan hangat nafas Rahsya menerpa rambutnya.

"Jantung gua?" batin Naura.

Tiba-tiba bis berhenti, Rahsya menarik tangan Naura , berjalan membelah desakan orang dihadapannya , hingga mereka turun dengan aman.

Naura bernafas lega

"te..." Naura bermksud megucapkan terima kasih.

"Naura, lo kok kuat sih naik bus desak-desakan kayak gitu, pengap, enakan naik motor gue" Rahsya mengomel tidak jelas.

"Ish, salah siapa lo ikut naik, gue juga ngga nyuruh lo naik bus" jawab Naura sambil memukul Rahsya dengan tasnya. 

"baru aja mau bilang terima kasih" gumamnya sambil berjalan meninggalkan Rahsya. 

"Nau tunggu" Rahsya berlari mengejarnya. Naur aterus berjalan , tak menghiraukannya. Tapi bagaimanapun, dia tetap berterimakasih, Rahsya sudah melindunginya tadi. Seorang tuan muda rela berdesak-desakan untuknya. Ini kali pertama Rahsya naik bus, dan sepertinya ini menjadii pengalaman yang buruk baginya. Naura tersenyum geli.

BRAK

Suara kursi yang terjatuh mengagetkan mereka. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Rahsya dan Naura. Mereka berebut tempat duduk di dekat jendela. Hampir setiap hari mereka seperti itu, jadi tidak mengherankan bagi teman-temannya.

"Sya gantian,, dari kemarin kamu terus!" rengek Naura.

"tidak bisa" jawab Rahsya sambil meletakkan kepalanya di meja. Berniat untuk tidur.

"Ishh"jawab Mala sambil mengacak-acak rambut Rahsya

"Yang lama ya Nau , sampai aku tidur" Rahsya tampak menikmatinya. 

"aduduh" Rahsya berteriak saat Naura menjambak rambutnya.

"rasain lo" 

Di sudut kelas.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang