Dokter Nesya datang sesuai perintah Bara. Dia meminta semua orang menunggu di luar. Rahsya tampak kawatir, dia bahkan tak mempedulikan lukanya. Dia berjalan mondar mandir di depan pintu. Tak berapa lama dokter Nesya keluar.
"Bagaiamana kondisi putri saya?"
"Tidak apa-apa, putri anda hanya sedang datang bulan"
"APA???" semua tampak terkejut.
"Tapi dok bagaimana bisa? putri saya kan sedang hamil?" ujar Adara.
"Hamil?"
"Ehm... sepertinya ada sedikit kesalahpahaman di sini dok!" Bara memotong pembicaraan mereka. Dia mengantar dokter Nesya keluar.
Rahsya merasa ada yang tidak beres. Dia melirik tajam ke arah Rana. Rana menelan ludahnya kasar lalu dengan cepat berlari masuk ke kamar meminta perlindungan. Siapa lagi yang bisa meredam amarah Rahsya selain Naura.
"Nau, tolong gue! selamatkan gue!" Rana bersembunyi dibalik tubuh Naura.
"RANAAA!!" suara teriakan Rahsya menggema.
"Jangan teriak-teriak bisa ngga sih kak! berisik!" protes Athar. Semua ikut masuk ke dalam kamar Naura.
"Sekarang jelasin ke gue sebenarnya ada apa ini!" Rahsya berjalan menuju ke arah Rana. Naura masih lemah dia tak bisa mencegah Rahsya.
"Sya udah, sebenarnya ada apa ini? kandunganku ngga kenapa-napa kan!"
"Makanya itu Nau! gue lagi mau minta penjelasan sama Rana!" Rahsya menarik Rana .
"Lepasin Sya! nanti gue jelasin!"
"TAdi sepulang sekolah ..."
---
"Nau ! lo udah menstruasi belum?"
"Ih Ran kok lo kok tiba-tiba nanya gitu?"
"Lo kan kalau mens suka sakit la sebulan ini gue ngga liat itu"
Deg
"Benar juga kata Rana! harusnya gue mens minggu kemarin! jangan-jangan!"
"Kenapa diem NAu?"
"Iya Ran , harusnya gue datang ulan 2 minggu yang lalu!"
"Apa jangan-jangan lo..."
"Nggak...nggak mungkiin!"
Rana dam Alea sepekat mengajak Naura ke dokter Meyta. Untuk melakukan pemeriksaan. Hingga Rana memutuskan membeli testpack.
---
"Lepas!" Rana menepis tangan Rahsya. "Kita ngelakuin ini untuk membuktikan satu hal" ujar Rana. "Untuk memastikan bahwa kecurigaan kak Bara benar!"
"Kecurigaan?" tanya Afan.
"Iya om!" Bara sudah berada di belakang mereka. " Sebenarnya tak terjadi apapun diantara mereka!"
"Apa maksud kamu Bar?" heran Afan.
"Bukan bermaksud membela Rahsya! tapi semua terjadi karena ketidaksengajaan, seseorang telah menjebak mereka ! dan menjadikan mereka pion untuk memulai permainan mereka!"
"Jelaskan dengan gamblang Bar, tante ngga paham!"
(Lo emang lemot dari dulu Dar🤦♀️🤦♀️)
"Seseorang telah menaruh sesuatu ke minuman Rahysa, yang membuatnya tak bisa mengendalikan diri dan melakakukan itu tanpa sadar" jelas Bara.
"Itu yang awalnya kami kira, tapi ternyata hal yang sesungguhnya terjadi adalah mereka tak pernah melakukannya sama sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomansaBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...