Hari ini Rakha kembali Indonesia. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di Jepang. Dia sudah sangat rindu dengan istrinya. Pesawat akan berangkat sebentar lagi. Ia sedikit berlari dari toilet karena sudah ada panggilan untuk boarding. Boarding gate sudah terbuka dan seluruh penumpang sudah bisa menaiki pesawat. Rakha memasuki pesawat dan duduk di kursinya.
Sambil menggenggam sebuah kotak di tangannya. Mala pasti senang menerimanya. Batinnya.
***
Di halaman rumah NAura
Sudah seminggu ini Elang melatih bela diri Naura. Mereka berlatih di bawah pohon rindang tepat di bawah kamar NAura. Pohon yang biasa digunakan Rahsya untuk akses keluar masuk kamar Naura.
Elang sedang melatih Naura tekhnik dasar. NAura termasuk gadois yang cepat menyerap pelajaran, tak sulit bagi Al untuk mengajarinya.
Rana dan Alea duduk di teras sambil memeperhatikan. Adara menyediakan beberapa camilan untuk mereka.
"Perkembanganya pesat juga si Naura!"
"Tekadnya sudah bulat Ran! dia benar-benar ingin menunjukkan pada Rahsya bahwa dia bukan wanita lemah!"
"Kamu benar Le!" Rana merogoh tasnya menmgambil sesuatu. Lalu dibverikannya pada Alea.
"Nih! gue dikasih kak Bara, dia nemu di bawah meja belajar Rahsya" Sebuah kertas kucal. Yang sudah di remas-remas.
"Sungguh rumit ya? kenapa harus menjauh kalau menyakitkan!" Ale menghembuskan nafasnya.
"Rahsya hanya takut Naura terluka karena nya! maanya sekarang dia menjadi seeorang yang dingin, seolah tak peduli pada Naura. Tapi gue yakin, dia pasti selalu memantau Naura dari jauh!"
Mata mereka kembali tertuju ke arah Naura. Yang sedang berjalan ke arah mereka. Alea buru-buru memasukkan selembar kertas itu ke dalam sakunya. Dia tak ingin Naura sedih saat membacanya.
"Lo keren Nau! perkembangan lo sangat pesat!" Elang duduk di sebelah Rana. "Iya kan Ran?"
"Hmm" jawab Rana singkat.
"Ish, dingin banget jadi cewek!"
"Masalah? buat lo!" jawab Rana ketus.
"Udah jangan berantem! nanti suka!" canda Naura.
"Enak aja! cewek kayak gitu bukan tipe gue!"
"Hahaha ... gue dikasih cowok kayak lo juga ogah!"
"Kalian kalo berantem ngingetin gue kayak Naura sama Rah..." Alea menghentikan kalimatnya. Rana melirik Alea tajam. Ekspresi Naura seketika berubah.
"Maaf Nau gue...."
"Ngga papa! gue ke kamar dulu ya? mau ganti baju dulu keringetan!"
"Iya NAu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomansaBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...