Bab 50. Gerbang Kehancuran

3.3K 432 91
                                    

Kamu selalu ingin menjauh, meski aku menahanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu selalu ingin menjauh, meski aku menahanmu. Dan kini, mungkin saatnya aku yang pergi, bukan karena aku tak mencintaimu tapi karena aku teramat sangat mencintaimu_RAhsya.

Ciit

Brak

"Rahsyaa!"

Motor Rahsya terjatuh membentur trotoar. Untung Rahsya berhasil melompat sebelumnya. Beruntung dia menguasai beladiri, jadi dia masih bisa menjaga keseimbangan dirinya saat jatuh.

Ia berhasil menahan agar kepalanya tak terbentur. Tapi meskipun begitu, karena cepatnya laju motor.  Tubuhnya tetap terpental dan berguling. Menyebabkan beberapa luka yang sedikit parah.

Kejadian itu terjadi begitu cepat, hal itu mengejutkan si pengendara truk. Membuat truk itu hilang kendali. Dan mengarah ke Naura yang yang masih mematung di atas motor nya.

"Nau awas!" Teriak Rahsya, dia tak bisa berbuat apa-apa. Badannya terasa remuk. Saat mencoba untuk bangun.

Di belakang Naura, gadis yang mengincar Rahsya sama terkejutnya saat truk itu melaju ke arah mereka "Sial!" Umpat gadis berbaju hitam itu. Dia meloncat dari motornya dan  berlari sekuat tenaga ke arah Naura. Menarik tubuh gadis berseragam SMA itu hingga terjatuh bersama di tepi jalan. Mereka sempat berguling beberapa saat.

Brak Ciit

Supir itu berhasil menghentikan truknya setelah menabrak motor Naura. 

Naura terkejut beberapa saat sebelum kembali sadar. 

"Lo ngga papa?" Tanya gadis itu.

"Iya ... Terima kasih!" ANdai saja gadis itu tak menyelamatkannya entah bagaimana keadaannya sekarang.

Supir dan rekannya turun dari truk dengan wajah syok, tapi juga lega. Hampir saja dia mengambil nyawea seseorang. Mereka menghampiri kedua gadis yang masih berbaring di rerumputan.

"Apakah kalian baik-baik saja?" ucapnya khawatir.

"Kami baik-baik saja!"

"Mari saya antar ke rumah sakit!"

"Dia saja, gue ngga perlu!" si gadis berdiri. Dengan langkah tertatih, akan banyak prosedur yang dilakukan dinrunah sakit dan dia tak ingin identitasnya terbongkar karena itu.

"Kakak!" panggil Naura. Gadis itu tetap berjalan tak menghiraukan panggilan Naura. "TERIMA KASIH!" teriak Naura. Gadis itu tersenyum tipis di balik maskernya Meski gagal, setidaknya gue ngga ngorbanin nyawa orang yang tak bersalah. 

Gadis itu melesat cepat, Naura memandangnya hingga gadis itu  menghilang di balik tikungan.

"Nona ! ijinkan kami mengantar Anda ke rumah sakit! Dan berapa ganti rugi yang harus kami bayar" suara supir itu terdengar bergetar. Mungkin dia masih syok dengan kejadian tadi.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang