33// Kesalahan Fatal

3.1K 388 63
                                    



Jangan biarkan dendam mebunuh hati nuranimu

Mala berjalan sedikit cepat. Wajahnya menengadah. Langit  tampak menghitam. Beberapa kali dia mencoba menghubungi Bara tapi tak diangkat juga.

"Kamu lagi apa sih Bar?" Dia tak berani menghubungi Rakha. Karena dia pergi tanpa ijin Rakha. Mala tiba-tiba ingin membeli rujak langganannya di pasar. Ia membawa motor sendiri, tapi motor Mala tiba-tiba mengalami kempes ban.

"Duh bentar lagi Rakha pulang, bisa habis nih kalo ngga cepetan!" Mala memutuskan untuk memesan taxi online. Karena BAra belum juga bisa dihubungi.

"Kenapa nyonya? motornya mogok ya?" tiba-tiba ada empat orang menghampiri Mala. Mala hanya meliriknya sekilas lalu kembali fokus ke ponselnya.

"Apakah ada yang bisa kami bantu!" jawab salah satu dari mereka.

"Tidak perlu! terimakasih!" Mala masih bersikap lembut. Tapi satu orang diantara mereka tiba-tiba merebut paksa ponsel Mala lalu membantingnya.

MAla manatap tajam keempat orang tersebut. Dia masih mencoba menahan emosinya. Sambil mengelus perutnya beberapa kali. Dia tidak mau karena emosi perutnya akan kembali kram.

"Kenapa diem aja! serahkan semua barang berharga yang lo miliki!"

"Kalau gue nggamau?" jawab Mala santai.

"Jangan macem-macem! kita ga segan melakukan kekerasan!"

"Coba aja kalau berani!"

"HAha berani juga wanita ini!" Ucap salah seorang diantara sambil maju ke depan. Mencoba merebut tas yang dibawa Mala. Tapi Mala dengan cepat menangkisnya dan memukul pipinya.

"Kurang ajar!" geramnya kesal, tanpa berpikir panjang dia mulai menyerang tapi Mala berhasil menangkis semua serangannya. Dan berhasil menajtuhkannya.

Ketiag atemannya melongo melihat temannya tersungkur tak berdaya. Dikalahkan seorang wanita.

"Kurang ajar!!" mereka menyerang bersamaan. 

Mala memegangi perutnya. Dia mencoba sebisa mungkin menghindari setiap pukulan. Tapi kram diperutnya semakin kencang, dan itu menggangu pergerakannya. Hampir saja satu pukulan itu lolos diwajahnya. Untung saja seseorang manggagalkannya.

Dug

"Shh" penjahat itu meringis kesakitan, tanganny baru saja dilempar helm oleh seseorang. Mata mereka beralih kepada seseorang yang barusaja melakukannya. Lagi-lagi mereka terkejut. 

Lagi-lagi mereka harus berhadapan dengan seorang wanita.

"Beraninya  keroyokan!" ucap seseorang itu. Sambil berjalan turun dari motornya. Mengahmpiri MAla.

"Tante ngga papa?" Mala mengangguk sambil memegangi perutnya, keringat dingin sudah membanjiri wajahnya. Gadis itu menuntun Mala membawanya ke pinggir jalan.

"Tante duduk saja, mereka biar aku yang urus"

"Tapi—" Mala khawatir jika gadis itu terluka.

"Tenang aja Tan!" jawabnya sambil teersenyum. Mala hanya menatapnya, ada perasaan aneh yang dia rasakan. Tapi segera ditepisnya.

Gadis itu berjalan santai menghampiri ketiga preman yang sudah tampak gusar. 

"Hek cewek! lo jangan main-main! lo ngga kenal sapa kita!" teriak salah satu dari mereka.

"Ngga penting! gue juga ngga pengen tahu siapa kalian!"

"Kurang ajar!" Serang!" 

Pertarungan kembali terjadi, Mala hanya menatapnya dari jauh. Dia tampak kagum dengan kemampuan gadis itu. Dalam cara menangkis dan menghindari setiap serangan. Bahkan gadis itu mampu mengalahkan ketiga pria itu dalam waktu singkat. 

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang