27// Sisi Lain Rahsya

4.3K 481 79
                                    

Bagaimana bisa dia tersenyum saat melihat kekasihnya menangis? Tapi anehnya ...

Saat dia menangis, dia masih bisa tersenyum untuk kekasihnya...


Dua mingu setelah kejadian itu. Rahsya sudah mulai kembali ke rutinitasnya dahulu. Meski belum di ijinkan untuk melakukan aktivitas berat.

Bagaimana hubungannya dengan Naura?

Mereka masih sama seperti yang dulu, tak berbeda. Hanya saja  jika sedang merajuk Rahsya akan menjadi anak yang sangat manja, terlebih-lebih pada Naura. Dan tak canggung meski di depan teman-tmannya.

"Rahysa! kembaliin!!" teriakan Naura terdengar hingga ke ujung koridor. Dia sedang berusaha mengejar Rahsya, yang sengaja mengambil dompetnya. Ada-ada saja tingkah anak itu!

"Kembalikan atau ...:"

"Atau apa? hmm" Rahsya menarik Naura dalam pelukannya. Ternyata itu salah satu cara Rahsya memancing Naura ke tempat sepi.

"Tenang aja! ngga bakal ada orang di sekitar sini di  jam istirahat seperti ini"

Naura menghela nafasnya. Rahsya tak suka penolakan. Oleh karena itu, Naura memilih untuk mengalah.

"Udah! sekarang balikin dompet gue terus kita kembali ke kelas!" Naura mencoba melepaskan diri tapi Rahsya menolak.

"Bentar lagi, gue masih kangen!" Rahsya mulai merajuk. 

"Sya! bentar lagi bel masuk! gue belum makan!" 

"Kenapa ngga bilang!" ucap Rahsya sambil menyentil dahi Naura.

"Auch!" Naura menggosok dahinya.

"Kenapa sakit ya?" tanya Rahsya sambil menyingkirkan tangan Naura. Lalu "cup" sebuah ciuman singkat mendarat di dahi Naura. Naura hanya melongo.

"Kenapa diem? Mau lagi?" Rahysa kembali memajukan wajahnyanya.

"STOP!" Naura menahan wajah Rasya "Siang pak Ilham!" Rahsya seketika menoleh. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Naura berlari meninggalkan Rahsya.

Paham dirinya dikerjai Rahsya hanya tersenyum miring , sambil menatap tubuh Naura yang semakin menjauh.

"Awas nanti !"

Naura merasa lega bisa lepas dari cengkraman Rahsya. Dia mendudukkan tubuhnya di samping Alea. Sambi mengatur nafasnya.

"Abis dari mana Nau?" tanya Alea heran.

"Biasa paling juga disekap Rahsya!" jawab Rana enteng sambil mengunyah camilan yang dia pegang.

"Hooh!" Naura malah mengiyakan. "Eh ..."

"Halah, ga usah di sembunyikan kita juga udah pada tahu kok, dia bucin akut kalo sama lo, cuma dia sembunyiin dengan cara sering goda lo"  Naura hanya meringis.

Baru saja Naura ingin memesan makanan, bel berbunyi. Tampak kecewa di wajah Naura. 

"yuk masuk!" ajak Rana sambil mengandeng tangan Naura. Tak ada pilihan lain, Naura mengikuti kedua temannya di belakang. Tapi tiba-tiba langkah mereka terhenti.

"Rahsya!!" Ucap mereka serempak.  Rahsya berdiri sambil membawa sepiring nasi. 

"Kalian duluan! Biar Naura makan dulu!" Rahsya menarik tangan Naura untuk duduk. Rana dan Alea hanya mengangguk dan melanjutkan langkah mereka.

"Sya , nanti kena marah gimana?"

"Ngga! Serahin ke aku!" 

"Tapi mmhhm —" Rahsya mengambil sesendok nasi dan menyuapkannya pada Naura tanpa permisi.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang