29// Perjalanan

3.7K 414 48
                                    

"Cinta sejati tidak pernah memandang waktu dan tempat. Itu terjadi tiba-tiba,,

dalam sekejap,,

sesingkat kedipan mata dan denyut nadi."

"Sya? apa lo ngga nyesel milih gue?" 

Ciiit

Rahsya mengehentikan laju motornya tiba-tiba. Mereka sedang perjalanan menuju Bandung. Rahsya memutuskan untuk menggunakan motor. 

Tanpa turun dari tempatnya duduk. "Berapa kali pertanyaan itu gue dengar Nau?" tanya Rahsya. "Lo tahu kan apa jawabannya?"

Naura hanya terdiam. Memang benar? dia sering sekali menanyakannya. Dan Jawaban Rahsya selalu sama.

"Apa masih perlu gue menjawabnya?" Mata Naura berlaca-kaca.

"Setulus itu kah dirimu Sya?" batin Naura. Tangan Rahsya menggenggam erat tangan kekasihnya yang melingkar di perutnya. Sesekali membelai dengan ibu jarinya.

"Jangan ragukan cinta gue Nau?" ucapnya sebelum melanjutkan perjalanan. 

Naura  tersenyum dibalik helmnya "Makasih Sya?"

Rahsya merasa ada sedikit keanehan dengan mobil di belakangnya. Dia merasa mobil itu mengikutinya. 

"Nau pegangan!" teriak Rahsya. Naura mengencangkan pegangannya. Benar saja dugaan Rahsya mobil itu juga manambah laju kecepatannya.

Rahsya semakin menambah kecepatannya. Tapi sayang di sebuah persimpangan, sebuah motor menghadangnya.

ciiit

Rahsya mencoba menghindari motor yang tiba-tiba mengahdang jalannya. Untung saat itu jalan sedang sepi. 

Srakkk

Motor Rahsya terjatuh dan terseret beberapa meter.  Lalu berhenti.

"Nau lo ngga papa?" Rahsya membantu Naura berdiri. Untung mereka memakai helm, jaket dan celana kulit. Jadi hanya sedikit luka tergores.

"Ngga papa Sya! sebenarnya apa yang terjadi!"

"Beneran lo ngga papa Nau? ada yang luka ngga?" Rahsya masih mengkhawatirkan Naura. Padahal dirinya sendiri penuh luka.  Dia sempat menarik Naura dan memeluknya jadi saat meluncur tubuhnya ada di bawah Naura. melindunginya.

"Lo yang harusnya perlu dikhawatirkan Sya!" Naura membantu Rahsya untuk bangun.

"Ada yang sakit ngga?" Naura memutar tubuh Rahsya untuk memeriksa.

"Aman sayang!" Rahsya menarik gadis itu dalam pelukannya. Wajah Naura merah padam dibuatnya. Saat mendengar Rahsya memanggilnya dengan sebutan itu.

"Heh bocil, malah bucin-bucinan!"Tiba-tiba ada 5 orang pria menghampiri mereka. Mata elang Rahsya menatap tak suka. Dia menarik Naura ke belakang tubuhnya.

"Siapa kalian?" gertaknya.

"Lo ngga perlu tahu siapa kita!" ucapsalah satunya sambil terkekeh. "Lo hanya perlu tau kalo kita adalah malaikat pencabut nyawa kalian"

"HAhaha!" Rahsya tertawa mengejek "Jangan mimpi!" Rahsya memasang kuda-kuda.

"Sya , luka lo kan baru saja sembuh!" Bisik Naura khawatir.

"Dasar sombong! serang!"Kelima orang itu menyerang secara bersamaan. Rahsya berhasil menangkis setiap serangan mereka sambil berusaha merobohkan mereka. Pertarungan sengitpun terjadi , Rahsya sedikit kaget karena ke lima orang itu ternyata mempunyai kemampuan beladiri yang cukup bagus. Dan satu hal, sepertinya mereka tahu kelemahan Rahsya. Dari tadi mereka mengincar perut rahsya yang terdapat luka.Naura hanya mampu memandang dengan khawatir.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang