30// Rumah Opa Leon

3.3K 406 63
                                    

Akan ada masanya, datang orang yang tepat dalam waktu yang tepat

Seseorang yang akan membuatmu jatuh cinta, tak hanya padanya tapi juga pada dirimu sendiri_ Aukii

"ADUUUHHH" teriakan Rahsya menggema di ruangan mewah bergaya Itali. Rumah milik Dara dan Leon. Mereka memutuskan untuk pensiun dan membangun rumah di dekat perkebunan teh milik mereka di Bandung.

"Udah Oma! Rahsya ngga mau!" Rahysa memberontak, kedua tangannya sudah di cekal oleh dua pengawal pribadi Leon padahal.

"Makanya jadi anak jangan bandel! mirip sekali seperti Ayahnya!" gerutu Leon sambil menyeruput teh nya. Dengan Naura yang duduk di sampingnya. Leon tak mengijinkan Naura yang mebobati agar Rahsya tak terlalu manja pada gadis itu.

"Bukan Rahsya yang salah, tapi mereka yang menyerang Rahsya lebih dulu!" Belanya.

Leon pura-pura tak mendengar dia malah memilih ngobrol dengan NAura. "Capek ngga Nau?" tanya Leon. "Kalau capek tidur saja, biar bocah nakal itu Opa yang urus!"

Naura menggeleng, "Tidak Opa! nanti Naura ke kamarnya, Naura masih pengen ngobrol sama Oma!" 

"Nah karena Naura pengen ngobrol sama Oma, nih gantianOpa yang obati Rahsya!" Dara menyerahkan obat dan kapas pada Leon. 

Leon membulatkan matanya, "Loh kok jadi Opa!" 

"Sekalian kangen-kangenan, katanya kemarin kangen sama Rahysa!" 

"Apa? siapa bilang! enak aja!"

"Udah jangan pura-pura!" Dara berjalan sambil menggandeng Naura" Kita ngobrol di teras ya?"

Laon dan Rahsya saling pandang. "Opa kangen Rahsya?" tanyanya sambil nyengir.

"Enak aja! nih!" Leon menempelkan kapas beralkohol ke luka Rahsya. Mana mungkin dia mengaku, kalau sebenarnya dia memang rindu cucu bandelnya itu.

"Aduu ...duh .. OPA! pelan-pelan!"

***

"Prang"

"Ssshhh! Rakh .. Kha..!" Mala mendesis saat merasakan Kram di perutnya. Rakha yang berada di ruang kerjanya bergegas berlari ke dapur.

"Sayang, kamu kenapa?" Mala hanya menggeleng, keringat dingin keluar dari pelipisnya. Rakha segera membopong tubuh istrinya dan membawanya ke kamar. Dengan hati-hati dia meletakkan istrinya di tempat tidur. Lalu mengambil ponselnya menghubungi dokter Nesya.

"Baik dok, segera datang! Mala tampak kesakitan!"

"Saya akan meminta dokter bagian Obgin untuk datang!"

Rakha menggenggam erat tangan Mala. "sabar ya sebentar lagi dokter datang!" ucapnya sambil mengelap leringat di dahi istrinya.

"Awss ... sakit sekali Kha!" Mala mulai merintih. Kehamilan Mala baru berusia 5 bulan. Tapi dia sudah merasakan kontraksi. Mala tahu, pasti ada yang tak beres dengan kandungannya.

Rakha tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya mncoba membelai perut Mala saat kontraksi itu datang. Kontraksi itu muncul tenggelam hingga beberapa kali.

TOK TOK

"Masuk!"

"Ada dokter di luar Tuan!"

"Suruh masuk Bi!" 

Bi Ijah adalah Asisten Rumah tangga yang baru dia pekerjakan sebulan lalu. Mala awalnya menolak, tapi Rakha memaksanya.

"Permisi!"

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang