Pukul tujuh malam nanti Rahsya akan menjemputnya. Dia sudah meminta ijin kepada Adara dan Afan, agar Naura berangkat ke acara bersamanya. Dan mereka sudah mengijinkan.
Naura memandang pantulan tubuhnya di cermin. Dress berwarna putih dengan aksen pita di dadanya. Dress yang memikat hatinya, saat Rahsya membawanya ke butik Mala malam itu.
Dia tidak menyangka, Rahsya bisa tahu. Padahal tak ada sepatah katapun keluar dari bibirnya saat itu.
"Cantik"
Naura terkejut saat melihat Rahsya sudah berada di belakangnya. Memandangnya dengan tatapan takjub. Tak berkedip. Pipi Naura bersemu merah. Membalas tatapan yajam Rahsya.
"Sejak kapan lo di situ!" Naura mencoba mencairkan kebekuan diantara mereka. Rahsya mendekat ke arah Naura, lalu memeluknya dari belakang.
"Sya lepasin, nanti ada yang liat"
"Bentar aja Nau"
"Lepas atau ...."
Dug
"Ngga kena wleee" Rahsya mengangkat satu kakinya, saat Naura dengan sengaja ingin menginjak kakinya.
"Jangan bikin gue emosi Sya, gue ga mau make up gue berantakan gara-gara Lo!" Naura tahu apa yang akan dilakukan Rahsya jika dibiarkan saja.
"Jangan marah donk ! Nanti cepet tua lo"
"Lo yang mulai duluan" Naura emosi. Matanye melotot, bukannya takut Rahsya malah tertawa geli melihatnya.
"Lo kalo marah lucu"Kedua tangannya mencubit gemas kedua pipi Naura.
"Ih Rahsya , bisa berhenti ngga" Naura menjambak rambut Rahsya sebagai balasannya.
"Aduh sakit Nau"
"Ekhem!" suara bariton Afan mengagetkan mereka "Papa sama mama mau berangkat dulu! takut telat" ucapnya santai. "Ohya lanjutin aja berantemnya" Sambil beranjak pergi meninggalkan kedua nya. Saling menatap dalam diam.
"Udah sana tunggu di bawah!" Naura mendorong tubuh Rahsya.
"Iya ... iya ... galak amat si sama calon suami"
"APA??"
"Ngga papa ... calon istri" jawab Rahsya sambil berlari.
"Rahsyaaaaa" teriak Naura sambil melempar bantal, tapi sayang meleset karena Rahsya berhasil lebih dulu keluar dari kamar Naura.
***
Rumah mewah Rakha mulai ramai, nuansa black and white tampak menghiasi setiap sudut rumah. Semua atas permintaan Mala. Saudara dan relasi bisnis mulai berdatangan. Mala dan Rakha menyambut kedatangan mereka dengan bahagia. Hari ini adalah hari anniversary mereka. Ditemani Bara yang juga ikut menyambut tak lepas dari pandangan setiap orang terutama para gadis. Tak sedikit juga yang berceletuk, sekedar bercanda ingin menjodohkannya dengan putri mereka dengan. Tapi Bara tetaplah Bara, dia mewarisi sifat dingin sang ayah. Tak ada respon yang dia keluarkan, dia sudah menentukan hati pada satu wanita dan tak mudah menggoyahkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomanceBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...