41// Belum Saatnya

2.8K 388 72
                                    

Memiliki rasa yang sama, tapi kita sulit untuk bersatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memiliki rasa yang sama, tapi kita sulit untuk bersatu ...

"Maaf gue ngga bisa Sya!" 

Deg 

Hati Rahsya mencelos. Mendengar jawaban Naura. Sebuah penolakan dari Naura, dengan kata lain mereka benar-benar akan berpisah. Afan pasti akan segera mengirim Naura ke luar negeri. Jauh darinya.

" Kenapa Nau? Apa lo belum bisa maafin gue?" tanya Rahsya. Naura hanya diam.

"Kasih gue waktu Sya!"Naura menunduk, entah apa yang di pikirkannya. 

Rahsya mencoba memaklumi, ia membelai rambut Naura.

"Gue ngga akan memaksa Nau!" Pandangannya tak beralih dari gadis itu.

"Tapi ..." ucap Naura terhenti. Rahsya memandang Naura penuh harap. "Masak waktu itu lo bener-bener ngga sadar Sya!" Rahsya terperanjat. 

"Be ... beneran!"

"Lo beneran ngga ingat?" Naura mendekatkan wajahnya. Mencari kebenaran di sorot mata Rahsya.

"Benaran Nau!" Rahsya mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. "Emang apa yang udah gue lakukan sama lo?" selidik Rahsya. 

"Waktu itu lo cium gue terus ..." Naura menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Terus apa Nau?" Rahsya semakin penasaran. Mata mereka saling menatap. Tiba-tiba muncul rona merah di pipi. Naura. Sepertinya dia benar-benar ngga sadar, berarti gue ngga usah bilang aja , batin Naura.

"Nau!" suara Rahsya menyadarkanya "Terus apa? jangan bikin gue penasaran!"

"Terus gue lupa!" Naura mendorong Rahsya menjauh. "Udah sana pulang! gue meu tidur!" Naura merebahkan dirinya di kasur, lalu menutup tubuhnya dengan selimut.

"Ckk ... " RAhsya berdecak kesal. "Nau, beneran ni? lo ngga mau nikah sama gue?" Rahsya mulai merajuk.

"NAU!!"

Tak ada jawaban, Naura sudah tertidur atau pura-pura tidur. Entahlah? Wajah Rahsya tampak kecewa dia takut akan dipisahkan dari belahan jiwany itu.

"Sudah tidur ya Nau?" tanya Rahsya sekali lagi. Sebelum dia memillih keluar dari kamar. 

***

Bugh bugh 

Rahsya memukul samsak di ruang latihan di rooftop rumah mereka. Pikirannya kalut. Dia tak habis pikir dengan keputusannya. 

Bara hanya melihatnya sambil duduk di sofa yang tersedia, memandang adiknya sambil meminum kopi. 

"Kisah cinta lo rumit amat sya! hahaha!" bukannya prihatin, dia malah menggoda sang adik.

"Brisik lu bang!"

Kriiing

Ponsel Bara berdering. Panggilan video dari Mala. Bara segera mengangkatnya.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang