Andai aku bisa mengganti air mata itu dengan tawa, meski aku harus kehilangan senyumanku sebagai konsekuensinya.
"Nau? lo sudah aman sekarang" Rahsya membawa Naura dalam pelukannya. Sembari membelai lembut rambut gadis itu.
"Maaf tadi gue tinggalin lo." Ucapnya penuh rasa bersalah. Untung tak terjadi apa-apa. "Ayo pulang!"
Rahsya melajukan motornya, membawa Naura ke suatu tempat. Tidak mungkin Rahsya membiarkan Naura pulang dengan baju seperti itu. Adara pasti khawatir.
Gadis cantik itu masih saja menangis dengan kepala bersandar di punggung Rahsya. Sesampainya di tempat Rahsya tak langsung turun, dia menunggu Naura selesai dengan tangisannya."Udah sampai ya?" Naura yang merasa motornya sudah berhenti turun tanpa melihat dia berada di mana saat ini.
"Lo mau ke mana"
"Pulang" Naura berjalan ambil menyeka air matanya. Saat berada di depan pintu , dia baru sadar kalau ini bukan rumahnya.
"kok kesini Sya?"
"Ganti baju dulu"
Rahsya menggandeng Naura menuju pintu khusus yang hanya bisa dimasuki oleh keluarga Danishwara. Mereka masuk setelah Rahsya menempelkan ibu jarinya . Ya , ointu itu hanya dimasuki orang yang suah terdaftar sidik jarinya. Butik sudah tutup , Rahsya sudah meminta ijin pada Mala sebelumnya.
Naura lupa kapan teraakhir kali dia kesini. Dulu waktu kecil Mala sering mengajaknya ke sini.
"Lo pilih aja baju yang lo suka" Rahsya berjalan menuju showcase mengambilkan minuman untuk Naura. Saat Rahsya berbalik dia melihat Naura yang duduk di sofa dengan tatapan kosong.
"Kalau mau nangis, nangis aja, ngga ada orang lain di sini" Naura menggelang.
"Atau lo malu karena ada gue, gue bakal ke ruang lain" Rahsya memberi minuman pada Naura. Dia hendak melangkah pergi tapi tangannya di tahan oleh Naura.
"Gue boleh pinjam pundak lo ngga sebentar, tapi kalo ngga boleh ngga papa" Rahsya menarik nafasnya, dia lalu duduk di sebelah Naura. Naura menyenderkan kepalanya di bahu Rahsya. Dia menangis meluapkan rasa marah , benci dan takut menjadi satu. Rahsya hanya bisa diam. Membiarkan Naura menumpahkan segala nya.
" besok lagi lo ngga boleh pacaran lagi, kecuali tanpa ijin gue" ucap Rahsya sambil menghapus airmata di pipi Naura.
"kenapa?"
"gue ngga mau lo salah pilih , dapat cowok brengsek lagi"
"tapi.."
"ngga ada penolakan" Rahsya menatap Naura tajam. Naura tak pernah melihat Rahsya seserius itu.
"Gue juga akan stop cari pacar lagi, impas kan?" Rahsya tahu dengan cara ini Naura pasti akan menurut.
"Hmm, oke, deal ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomansaBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...