Rahsya merebahkan dirinya di kasur . Setelah mengantarkan Naura pulang tadi, dia memilih langsung pulang ke rumah. Ingatannya tentang kejadian tadi membuatnya tersenyum sendiri. Ini kedua kalinya dia berciuman dengan Naura. Sampai tak menyadari kedatangan Bara.
PLUK
Sebuah benda melayang tepat di kepalanya. Buntalan kertas yang diremas membentuk bulatan. Membuyarkan lamunannya. Dia tampak kesal saat tahu siapa pelakunya.
" sialan lu bang" umpatnya sambil melempar bantal ke arah Bara .
"habis lo gue panggil ngga respon, malah senyum-senyum sendiri, kesambet lo" Bara mengambil bantal yang tergeletak di lantai dan melemparkannya kembali ke arah Rasya.
"kenapa? lo udah jadian ama Naura?"
"ngga !"
"kasian Naura lo gantung kalo suka bilang kalau ngga jauhin, jangan bikin orang salah paham ama sikap lo" jelas BAra. Rasya membenarkan perkataan Bara tersebut, tapi dia belum punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
"Ahhh,, kenapa jadi bahas itu sih, lo ngapain kesini, biasany lo ndekem di kamar , keluar kalo makan doang, makanya cari pacar, umur udah kepala dua pacar belum punya!"
"bacot lu bocil, gue udah punya calon, ntar langsung gue nikahin ngga perlu pacar-pacaran" jawab Bara bersungut-sungut "Buruan turun kita udah di tunggu Momy sama Dady" Bara melangkah pergi meninggalkan Rahsya .
"Mo ngomong apa , kayak penting banget" ucap Rahsya "jangan-jangan mau jodohin gue ama Naura , wah" batin Rahysa sambil tersenyum-senyum tidak jelas.
Bara telah sampai terlebih dahulu. Dia melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa, sambil bercakap, sesekali tertawa.
"Sya duduk" perintah Rakha
"iya Dad." Rahsya mendudukkan dirinya di sebelah Bara.
"Oke karena kalian udah kumpul Dady sama Momy mau ngasih tahu sesuatu" Rakha melirik ke arah Mala di sebelahnya.
"ehem,," Mala menggantikan Rakha untuk berbicara "kami mau ngasih kabar gembira buat kalian, sebentar lagi...." Mala menarik nafas
"Jangan-jangan Rahsya mau di beliin mobil sendiri ya?" celetuk Rahsya memotong pembicaraan Mala "atau "Abang mau dikawinin?"
Pletak
Satu jitakan melayang di kepala Bara
"kenapa bawa-bawa gue, bocil"
"Lah sapa tau aja, lagaian abang ngga pernah bawa cewek ke rumah, ya barangkali momy sama dady khawatir takut kalo abang...."
Pletak
Sekali lagi Bara menjitak kepala Rasya
"sialan, awas lo bang!" Rahsya mengambil koran menggulungnya lalu berusaha memukul bara tapi di tangkis. Bara juga tak mau kalah, dia mengambil bantal kursi . Mereka saling memukul.
"ish malah berantem, yaudah ngga jadi, momy ke kamar aja" ucap Mala sambil berdiri, tapi di tahan oleh Rakha.
"jangan marah-marah sayang," ucap Rakha sambil membantu Mala untuk kembali duduk.
"DIAM!" bentak Rakha "Kalian dengerin Momy atau Dady sita credit card kalian" gertak Rakha.
"Eh.." Bara dan Rahsya saling pandang.
"ngga kita ngga berantem ko" ucap Rahsya sambil merangkul Bara "iya kan bang?"
"Iya, kita cuma lagi latihan beladiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomanceBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...