"Hai bos masih inget lo sama kita?" tanya Valen saat rahsya baru saja sampai dan merebahkan tubuhnya di sofa.
"Pada kemana anak-anak?" tanyanya, karena tak melihat satupun anggote Zero selain Valen.
"Sedang ada tugas dari bos Opa!" Mereka memberi sebutan itu pada Leon. Semua anggota Zero angkatan ke dua, sedang di kirm Leon untuk mengawalnya ke tempat terjadinya banjir di luar kota.
"Kenapa lo ngga ikut?"
"Jaga kandang biasa nemenin uncle Aden haha"
"Halah!" Rahsya beranjak pergi meninggalkan Valen menuju ruang komputer. Sudah lama dia tak mengasah ilmunya.Dia terlalu sering mengandalkan Bara. Rahsya duduk dan menyalakan komputer.
"Demi Naura, gue bakal temuin pelakunya, sendiri" Rahsya mulai mengaskses CCTV sekolah dan di jalan sekitar sekolah beberapa menit sebelumnya. Dia melihat seseorang memakai Hoodie memasuki sekolahnya di jam belajar. Tak ada yang menyadari karena dia memakai celana sekolahnya. Tapi Rahsya yakin di bukan siswa/ siswi Galaxi High School.
"Siapa dia?" gumamnya. Dia dengan mudah menemukan tempat mading berada. Kalo bukan siswa situ, pasti seseorang telah memberi tahu letak lokasinya.
Rakha mencoba menge–zoom wajah pelaku tapi tetap tak terlihat. Tapi dari perawakannya dia seorang laki-laki. Di mempercepat video, lak-laki itu tak langsung pergi setelah melakukannya. Dia berjalan menuju toilet sekolah. Dari sudut CCTV yang merekamnya, dia seperti berbincang sebentar dengan seseorang tapi tak terlihat dari CCTV, hanya nampak tangannya saja yang memegang ponsel.
Rahsya mencoba mencari CCTV dari sudut lain tapi tempat itu tak tertangkap kamera.
"Sial " Umpatnya, seperti nya orang itu paham betul letak CCTV di pasang hingga dia bisa tak terlihat seperti itu "Arggh"
Rahsya keluar dari ruangan dengan wajah di tekuk. Valen yang baru saja mau menawari Rahsya camilan mengurungkan niatnya. Dia tahu saat seperti itu, lebih baik tak mengganggunya. Zero Geng sudah paham sifat Rahsya yang dingin dan pemarah. Tapi hal itu berbanding terbalik jika dia sedang bersama Naura, dia akan berubah menjadi anak yang jahil dan lebih banyak tertawa.
Rahsya mengambil ponselnya. Tiba-tiba ide keluar dari otaknya. Dia mengirim pesan kepada seseorang, menunggu beberapa saat hingga menerima sebuah jawaban.
Ting
Sebuah jawaban singkat mampu membuatnya tersenyum lebar.
"Len gue pulang dulu!" teriaknya sambil berlari. Ia menyambar kunci motornya di atas nakas.
"Eh iya Sya!" Valen melihat perubahan ekspresi Rahsya sesaat tadi "Dasar aneh!"
***
Di rumah, Rahsya sedang merayu Mala agar di ijinkan pergi ke rumah Dara sore ini. Dia ingin berlibur beberapa hari di sana.
"Mom, boleh ya?" Rahsya mulai merajuk.
"Ngga! kenapa ngga tunggu liburan aja! Momy ngga mau kamu bolos apalagi ajak anak orang!" ucap Mala santai sambil mengaduk kopi di hadapannya. Sebentar lagi rakha pulang, sudah menjadi kebiasaannya saat pulang Rakha harus meminum kopi buatan istrinya terlebih dahulu.
"Plis Mom"
"No!" tegas Mala.
"Momy pengen tahu alasannya?" Rahsya membisikkan sesuatu pada MAla.
"BRAK!" Mala membanting toples camilannya membuat Rahsya berjingkat.
"Momy ngagetin aja!"
"Siapa yang berani ngelakuin itu? kurang ajar sekali!" tampak jengkel di wajah Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)
RomansaBagaimana jika takdir mencatat janji yang terucap dari bibir polos seorang bocah. Kisah yang berawal dari janji yang hampir terlupakan.Ini kisah Rahsya dan Naura. Sepasang anak manusia yang tak pernah sejalan tapi harus bersatu dalam satu ikatan. Bu...