39// Ujian Cinta

2.7K 390 69
                                    


"Saya pa! saya laki-laki brengsek itu!" ucap lantang seseorang yang berdiri di ambang pintu.

Semua orang terkejut, mata mereka beralih ke arahnya. Mereka melihat Rahsya masuk bersama Bara. Jalannya sedikit tertatih karena cedera tadi.

"Rahsya?" Afan beralih menatap Naura "Benarkah ituNau?" NAura hanya menunduk. Dia hanya mampu menangis. Dia tahu hati kedua orang tuanya pasti hancur saat ini.

"Maaf pa!" gumamnya lirih. Tangan Afan mengepal.

MAtanya nyalang, menatap Rahsya "Papa ngga nyangka kamu sperti itu Sya! Afan berjalan ke arah RAhsya lalu mencengkeram Krahnya.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi Rahsya. Sesuatu yang tak pernah Afan lakukan. Dia tidak menyangka pemuda yang dia anggap putranya sendiri melakukan itu. Pemuda yang sudah dia anggap malaikat penyelamat, yang rela mengorbankan nyawa demi putrinya saat itu malah menjadi seseorang yang menghancurkan harkat dan martabat putrinya. Melakukan hal yang akan menghancurkan nama baik dua keluarga. BAhkan di saat seperti ini, dia masih memikirkan Rakha dan Mala. Entah bagaiaman perasaan mereka.

Bugh bugh

Rasa kecewa itu lah yang menyulut amarah Afan. Dia melampiaskannya pada pemuda yang dia sayangi layaknya putranya sendiri itu. Dia tak peduli pemuda dihadapannya itu sudah penuh luka entah kerena apa.

BAra hanya menatapnya . Dia tahu adiknya salah, meski bukan sepenuhnya. Dia tak berniat menghentikannya, untuk memperjuangkan NAura. Rahsya harus bisa melewatinya. Dia yakin Rahsya pun akan menolak jika dia mencoba membelanya. Ini tentang kehormatan seorang laki-laki.

"Pah udah pah!" Adara tak tega melihat Rahsya. BAgaimanapun pemuda itu sudah dia anggap seperti putranya. "Sudah pah!" Adara mencoba menahan suaminya. 

"Lepas mah! aku harus menghukum laki-laki ini!"teriaknya. Afan menepis kasar tangan Adara, hingga terhempas. Rana memeluk Athar, agar tidak melihatnya. 

"Biarkan tante!"

"Tapi Bar, Rahsya sedang terluka! tente juga kecewa tapi tidak seperti ini" 

"Udah tan" Bara menarik Adara dalam pelukannya. Wanita paruh baya itu hanya bisa menangis.

"Om Afan hanya sedang melampiskan kekecewannya" ucap Bara Sama seperti gue kemarin, batin Bara

Bugh bugh 

Rahsya hanya diam dia bahkan tak peduli jika harus mati di  tangan Afan saat ini. Dia tahu pasti hati Afan sangat hancur. Dia pasti merasa kecewa mempercayakan putri kesayangannya pada orang yang salah. 

Naura menangis  melihatnya. Inilah alasan kenapa dia memilih menyembunyikannya. Dan menyimpan rasa sakit ini sendiri. Dia tak ingin melihat kekecewaan dan rasa sakit orang tuanya.

Naura berlari. Berdiri di tengah-tengah keduannya.

"Sudah pah, Naura mohon!" hatinya takkuat melihat kedua orang yang dicintainya seperti itu. Bukan ini yang dia harapkan.

"Awas Nau! jangan halangi papa!"  Mata Afan menatap tajam putrinya. Terlihat jelas amarah dan kekecewaan disana. "Papa bilang awas!" 

"Pukul NAu juga pah, Nau juga salah!" tangan Afan mengepal. 

"Awas Nau! jangan halangi papa! gue pantas mendapatkannya!" 

Afan menatap kedua sejoli itu. Hati kecilnya bergejolak. Bukan! Bukan kedua sejoli ini yang salah tapi mereka. Mereka terlalu memberi kebebasan pada kedua sejoli ini, sampai mereka lupa kalau mereka beranjak dewasa. Perasaan mereka lambat laun pasti berubah. Dan nafsu itu bisa datang kapan saja.

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang