Bab 65. Kehadiran Cinta Baru

2.5K 365 181
                                    


"Kamu terlalu lama membuang-buang waktu! Membuat musuhmu semakin kuat!"

"AKu punya rencana! jangan ikut campur urusanku!"

"Aku takut seseorang akan lebih dulu bertindak! kerena merasa kamu tak bisa di andalkan!!"

"Apa maksud tante?"

Wanita peruh baya itu hanya diam sambil melenggang pergi.

***

Dini hari terjadi keributan di kediaman megah keluarga Danishwara.

"Bar siapkan mobil!! CEPAT!"

"Ia dad!" Bara berlari menyanmbar kunci mobilnya dan buru-buru berlari ke garasi.

"Sya! kamu jangan diam aja! bawain tas Momy buruan!" Rakha terlihat cemas. Mala mengalami kontraksi hebat. Dan sepertinya ini adalah waktunya. Meski ini bukan pertama kalinya tapi Rakha masih saja terlihat khawatir. 

"Iya DAd!" Rahsya berlari masuk ke kamar dan membawa koper hitam dengan terburu-buru.

LAngkah Rahsya terhenti saat ayahnya mencengkeram kerah belakangnya "RAhsya! itu koper Dady! Tas putih di deket ranjang!" 

Bara berlari tergopoh-gopoh. "Kenapa Bar?" tanya Rakha saat smabil membimbing istrinya berjalan.

"Salah ambil kunci Dad! Bara ambilnya kunci motor!" ucapnya sambil berlalau melewati kedua orang tuanya. 

Di tengah kontraksinya, Mala sempat terkekeh melihat kehebohan ini. Betapa paniknya tiga lelakinya.

"KAlian jangan panik momy ngga papa kok, sshh!" Mala kembali mendesis kala serangan kontraksi datang lagi.

"Ngga panik gimana! liat kamu kesakitan kayak gitu!"

"Kamu juga Kha! harusnya kamu lebih tenang! ini kan bukan pengalaman pertama!" omel MAla "Bukannya nenangin malah bikin anak-anak tambah panik!"

Begitulah selama perjalanan Bara tampak serius. Meski  bukan pertama kali dia melihat kekacauan seperti ini. MAsih teringat jelas bagaimana kalang kabutnya sang ayah saat menjelang kelahiran Rahsya dulu. 

Sesampai di Rumah Sakit MAla langsung dibawa ke ruangan bersalin. Dengan ditemani Rakha. Rakha yang selalu berjanji untuk selalu ada di samping Mala sampai kapanpun.

Bara dan Rahsya menunggu di luar. Mereka belum menghubungi siapapun. MAsih terlalu dini, mereka takut hanya akan mengagetkan semua orang.

"Sya!" Bara memberikan sekaleng minuman dingin yang baru saja dia beli.

"Hmm!"

Bara mendudukan dirinya di bangku tempat RAhsya duduk. "Apakah akhir-akhir ini semua aman?"

"Iya bang! tak ada apapun yang terjadi!" jawab Rahsya.

"Lo ngerasa anaeh ngga!"

"Iya! orang-orang yang mengincar keluarga kita seakan lenyap di telah bumi!" 

"Begitu juga dengan Hanna, dia memutuskan kontrak kerja lalu pergi!"

Rahsya memicingkan matanya. "Hanna yang abang curigai sebagai Iris?"

"Iya benar!"

"Kita harus waspada BAng! gue takut mereka merencanakan sesuatu!"

"Itu juga yang gue pikirkan!"

Bebebrapa saat mereka menunggu. Terdengar suara tangis bayi dalam ruangan. Serentak Bara dan Rahsya mengucapkan syukur.

"Alhamdulillah!" 

RIVALKU PARTNER HIDUPKU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang