Hari senin setelah libur semester mungkin jadi satu dari sekian banyak hal memuakkan. Bagaimana waktu berjalan cepat dan renggut rutinitas baru sejak sebulan terakhir-bergelung ria dengan selimut hingga matahari buat bayangan sejajar dengan kaki, lalu tidur saat bulan nyaris kembali ke peraduan.
Dengan kejamnya, siswa dipaksa beradaptasi dalam sehari. Jam tidur yang berantakan harus ditata kembali tanpa kenal kata pelan-pelan, buat mudah temukan wajah-wajah kantuk di sepanjang jalan.
Dan diantara wajah kantuk nan suntuk yang penuhi koridor, dia muncul layaknya matahari.
Gadis ber-nametag Ivona Kalipso itu, sudah sibuk sapa siapapun dengan senyum lebarnya. Hari ini gunakan jepit rambut karakter Baymax yang terselip dekat pelipis dan biarkan rambut sebahunya tergerai cantik.
Di pagi yang menyebalkan ini pun Kalipso terlihat menyenangkan. Tak hentinya menyapa dan beri senyuman sejak pijakan kaki di gerbang SMA Kartika Santi.
Langkahnya ringan sembari melompat kecil. Undang lirikan sekilas siswa di sekitarnya, tapi dia tak peduli.
Setelah menyapa Abel yang katanya tengah menunggu seseorang di lobi, kini Kalipso melangkah menuju mading. Ingin memastikan kelas barunya, walau ia sudah dapat informasi dari grup chat angkatan.
Oh, mungkin alasan kenapa gadis itu berseri pagi ini karena ternyata dia satu kelas lagi dengan-
"JONO!"
Matanya tangkap sosok familiar yang berdiri di depan mading. Buat yang dipanggil refleks menoleh sekilas lalu pergi begitu saja, tinggalkan Kalipso yang masih diam di tempat dengan senyuman lebar.
Diacuhkan begitu Kalipso malah tertawa jail. Dengan cepat melesat, menghampiri gadis yang mengacuhkannya tadi.
"Jono!!! Tungguin!!" panggilnya lagi saat menyadari si gadis makin mempercepat langkah. Tinggalkan Kalipso cukup jauh di belakang.
Tubuh kecilnya dibawa menyeruak diantara lalu lalang para siswa di koridor. Ucapkan maaf beberapa kali saat tubuhnya menabrak beberapa orang tanpa sengaja.
Ketika jaraknya sisa selangkah, kedua tangannya dengan ringan mendarat di sekitar leher si gadis, bergelendot ria. "Jono kita satu kelas lagi," ucap Kalipso ceria. Membenamkan wajahnya di bahu si gadis.
Si gadis sontak hentikan langkah. Menghela napas sambil menoleh. "Bisa stop manggil Jono, gak?"
Dengan kurang ajarnya Kalipso malah menggeleng, abaikan tatapan yang seperti hendak membunuh itu.
"Tidak," sahutnya. Ia melepas rangkulannya lalu menggandeng gadis di sebelahnya, buat mereka jalan beriringan. "Jennifer Ruth kebagusan buat lo."
Jen-gadis tadi-menjelingkan mata. Jengah. Tapi ini Kalipso, teman satu-satunya.
"Fine, since now gue panggil lo Ipo."
Si pemilik nama spontan menekuk alis asertif. Jen malah balik mengangkat kedua alis, menantang Kalipso. "Ipo", godanya.
Kedua bahu Kalipso turun dengan bibirnya yang mengerucut. "Iya iya promise, no Jono anymore."
Koridor jadi sedikit lebih padat, mungkin karena jam sudah nyaris pukul 7. Kalipso mengedarkan pandangan. Memperhatikan wajah-wajah baru adik kelasnya. Ia tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Try Again
Hayran Kurgu"Kita ini sebenernya apa?" Mungkin harusnya Kalipso tanyakan itu pada Elio setidaknya sehari sekali buat cari validasi tentang hubungan mereka yang tak tahu harus dilabeli sebagai apa. Karena pengakuan kurang ajar Elio baru terdengar waktu dirinya s...