Tina mendapati dirinya gemetar tak menentu.
"Tidak... Om pasti bercanda kan?"
Ucap Tina menolak kenyataan.Marq juga terkejut mendengar apa yang di katakan oleh ayahnya.
"Di rumah sakit mana mereka di bawa ayah?" Tanya Marq.
Kemudian, Mikel pun memberi tahu lokasi rumah sakit nya, dan Marq membawa Tina menuju ke sana.
Tina berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit, mencari ruangan tempat orang tuanya di rawat. Sedangkan Marq, mengikuti nya dari belakang.
...Plakkk...
Suara pintu terbuka, Tina segera masuk ke ruangan tempat ke dua orang tuanya di rawat.
Tapi saat itu Tina datang terlambat...Celine ibunya, kini tubuhnya sudah di selimuti oleh kain putih tertutup hingga kepala nya.
"Tidak... Apa yang telah kalian lakukan pada ibu ku..."
Teriak Tina, sambil menghentikan beberapa suster yang sedang melakukan tugas mereka.
"Kenapa kalian menutupi seluruh tubuh ibuku?"
Isak Tina, di sambut dengan ucapan belasungkawa dari para suster di sana.
"Kami mengucapkan turut berdukacita Nona, ibu anda telah meninggal dunia"
"Ti... Tidak... Ini...ini tidak mungkin..."
Lirih Tina, sambil membuka kain yang menutupi wajah ibu nya itu...
Wajah Celine kini benar-benar terlihat mengerikan. Seluruh lebam dan luka terlukis di wajah putih ibunya Tina tersebut."Ibu... Kenapa kau meninggalkanku secepat ini"
Tangis Tina, sambil mencium dahi Celine yang sudah menjadi kaku...
"Tidak... Ini pasti bukan ibuku... Ibu ku masih hidup..."
Teriak Tina, sambil menangis tersedu-sedu..
Dari sudut ruangan itu, Marq hanya menatap nya dengan sendu saja.Robert yang tadinya pingsan, kini tersadar dalam keadaan yang kritis...
"Tina...."
"Marq..."
Panggil Robert, mendengar suara ayahnya yang memanggil, Tina pun berjalan menuju arah ayahnya dengan tubuh yang sudah lemas.
"Ayah...."
Ucap Tina, di sela-sela Isak tangis nya.
Sementara itu, Marq yang mendengar namanya di panggil oleh Robert pun, datang mendekat.Robert meraih tangan Tina, dan Marq dalam genggaman tangan nya.
"Waktu ku... S... Sudah ti....tidak lama lagi nak... Marq... Berjanjilah pada ku kau akan menjaga Tina.... "
"Tidak .. ayah ... Ayah masih akan sehat lagi, kenapa ayah berbicara seperti itu?"
Ujar Tina, tangisan nya semakin menjadi-jadi. Dia telah kehilangan ibunya, dan sekarang ayahnya malah berkata seperti itu.
"Tidak nak ... Maafkan ayah dan ibu, karena harus pergi meninggalkan mu. Berjanjilah pada Ayah, kau akan bertunangan dengan Marq. Marq... Berjanjilah padaku, kalau kau... Kalau kau akan bertunangan dengan putri ku, dan menjaganya seumur hidupku...
Berjanjilah Marq...." Ucap Robert, dengan deruh nafas yang semakin lemah.Di suatu sisi, Marq merasa serba salah...
Padahal, dia telah berencana untuk membatalkan rencana pertunangan ini, tapi saat ini, dia malah terjebak dengan situasi."Berjanjilah Marq"...
Robert Memohon pada Marq...Sementara itu, Tina masih jaga menangis, tangannya dan tangan Marq, masih berada di dalam genggaman Robert.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...