Bab 2. bertemu dengan Marq

33 2 0
                                    

Robert dan Celine kini mendapati diri mereka saling menatap dalam dalam diam.

"Tina... Kamu yakin sayang?"

Tanya Celine, yang masih ragu dengan Jawaban dari putri semata wayangnya itu.

"Jika ini adalah pilihan yang terbaik untuk keluarga kita, maka aku menyetujui perjodohan ini ibu..."

Jawab Tina, setelah membuang nafas panjang nya.

Hati Tina benar-benar hancur sekarang...
Dia benar-benar mencintai First.
Tapi tidak... Dia tidak boleh egois... Mungkin, ini adalah jalan yang terbaik untuk nya.

***

Setelah Tuan Mikel mendapatkan telepon dari Robert, Bahwa Tina telah menyetujui lamaran yang dia ajukan, dia kini telah melakukan suntikan dana yang besar di perusahaan keluarga Tina.

Malam ini, keluarga Tina di undang oleh Tuan. Mikel untuk makan malam bersama di rumahnya.

Tina, beserta ke dua orang tuanya, kini sudah berada di kediaman tuan Mikel yang begitu besar dan megah.

Para pelayan menyambut kedatangan mereka, dan mengantarkan ke tiga orang itu, ke ruangan yang sudah di siapkan oleh Tuan Mikel untuk makan malam.

Ketika mereka sampai di sana, ternyata Mikel sudah berada di ruangan itu.

Dia berdiri dari tempat di mana dia duduk, lalu menyapa mereka ber tiga.

Istri Mikel, sudah meninggal karena penyakit-penyakit yang berat, sehingga dia tinggal bersama putra tunggalnya di rumah itu.

"Hai, selamat malam... Tuan Robert, dan Nyonya Celine... Juga... Emmmm siapa nama putri kalian?"

Sapa Mikel pada Robert dan Celine, sebelum dia menanyakan nama putri mereka.

"Ah... Aku Tina om"

Tina memperkenalkan nama nya pada Mikel, sambil mengatupkan kedua tangan nya.

"Oh yahhh .. Tina, silahkan duduk... Ayo kalian berdua juga duduk" ucap Mikel, sambil mempersilahkan para tamunya untuk duduk.

Sementara Mikel sibuk berbicara tentang bisnis dengan orang tua nya, Tina kini melirikan matanya ke sana dan kesini.

Dia mencari-cari pria yang nanti akan bertunangan dengan nya.

Tak berselang lama setelah itu, seorang pria muda, dengan wajah putih tampan, dengan hidung mancung dan tatapan dingin masuk tanpa salam ke dalam ruangan itu.

Duduk tepat di sebelah Tina, tanpa bicara.
Dia sibuk dengan handphone di tangannya.
Entah mengapa, wajah tampan lelaki itu terlihat seram dari samping oleh Tina.

"Tina... Perkenalkan ini anak om, Marq".

Ucap Mikel, Tina melirik laki-laki di samping nya itu, seolah tak perduli dengan apa pun pria itu hanya terus terfokus pada handphone nya saja...

Nama laki-laki itu adalah Marq. Lebih tepatnya, MarqTiann Adijaya

"Marq..."

"Marq..."

Panggil Mikel berkali-kali, tapi tak ada sahutan apapun, jangan kan sahutan pria itu saja tidak melirik...

"Eh, maaf Tina, dia memang kadang-kadang seperti itu"

Ucap Mikel, tak enak pada Tina

'Astaga... Apakah aku akan bertunangan dengan orang tuli ini?? Sayang sekali, Marq yang tampan ini benar-benar jauh dari harapan ku...'

Ucap Tina dalam hati, sambil menggelengkan kepalanya.

Tina, dan Marq, pernah bertemu beberapa kali dulu, saat usia mereka jauh lebih muda.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang