Malam itu, Marq mengajak Tina makan malam di sebuah restoran dekat rumah Tina.
" Tina, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" Marq membuka percakapan
"Apa itu kak Marq?"
Tanya Tina, sambil menyuapi makanan yang ada di sendok ke dalam mulutnya.
"Aku tidak tau, apa sebenarnya hubungan antara kau dan First... Tapi aku mohon, akhiri lah hubungan kisah cinta antara kalian" ucap Marq
"Uhuk... Uhuk..."
Tina kini tersedak dan terbatuk-batuk mendengar apa yang di katakan oleh Marq.
Dia segera meminum minuman nya, hingga tenggorokan nya merasa nyaman.
Tina dan Marq kini saling bertatapan."Aku sudah beberapa kali mengatakan pada mu, tolong jangan berhubungan lagi, dengan adiknya Sean... Entah selama ini kau mendengarkan aku atau tidak,, tapi kali ini, aku benar-benar memohon pada mu, untuk mengakhiri hubungan di antara kalian" tutur Marq, dengan penuh harap pada Tina.
'ya Tuhan, bagaimana ini? Aku tidak sanggup jika harus meninggalkan First' batin Tina.
"Apa arti dari sikap diam mu ini Tina?" Tanya Marq.
Tina kini, hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong.
Dia telah berjanji pada First, untuk berjuang, dan dia tidak bisa berhenti di tengah jalan begitu saja.Lagi pula, dia dan Marq tidak saling mencintai.
Dia juga tidak pernah meminta Marq untuk mengakhiri hubungan nya dengan kekasihnya itu.Tina, benar-benar merasa tidak nyaman, saat mendengar permintaan dari Marq itu.
Dia ingin membantah, tapi Marq memang berhak dan tidak salah jika meminta hal itu dari Tina.Secara, Marq kan adalah tunangannya, mana ada seorang laki-laki di dunia ini, tidak akan marah jika tunangannya sendiri menjalani hubungan kekasih dengan pria lain.
Meskipun hubungan mereka hanya sebatas status saja, dan juga Berawal dari sebuah perjodohan oleh orang tua mereka, tapi Marq, tetap lah tunangannya.
"Kak Marq, aku benar-benar tidak tau, harus berkata apa,, tapi aku sangat mencintai First, salahkah jika aku mencintai nya?" Balas Tina, sambil menatap Marq.
"Tentu saja Tina. Kau adalah tunangan ku, dan kau harus mencintaiku, dan hanya aku saja" tegas Marq.
Mata Tina, sekejap membulat, saat mendengar pernyataan dari Marq tersebut.
Dia merasa pria di depannya ini bukanlah Marq.
Karena tidak mungkin, Marq akan berbicara seperti itu.Walaupun mereka sudah bertunangan, tapi mereka selama ini hidup dengan jalan mereka masing-masing.
Marq, tidak pernah perduli apakah Tina mencintai nya atau tidak.
Yang dia tau selama ini adalah, dia harus menjaga Tina, karena dia telah berjanji.Tapi apa yang terjadi sekarang???
Kenapa Marq tiba-tiba mengatakan hal itu?
Pertanyaan-pertanyaan itu kini berputar-putar di kepala Tina.Dia benar-benar merasa asing dengan orang yang kini di depannya.
"Entah mengapa, aku merasa ini bukan lah kau kak Marq... Ini bukan sifat mu" ucap Tina masih tidak percaya.
"Hanya aku saja yang tau sifat ku" balas Marq, kini tatapan nya kembali lagi tajam seperti dulu.
Tina, hanya terdiam saja melihat Marq, dengan penuh ketidak percayaan.
***
Malam itu, Tina tidak bisa tidur, entah mengapa kata-kata Marq tadi terus saja terbayang-bayang di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Ficção AdolescentePerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...