Tina kini berdiri didepan sekolahnya sambil menunggu taxi online yang sudah dia pesan tadi. Dia tidak membawa mobil dengan alasan malas berkendara, dan menolak tawaran First untuk mengantarnya pulang karena dia sudah terlanjur memesan taxi.
First sudah pulang beberapa menit yang lalu karena Sean memintanya untuk datang ke kantornya, jadilah sekarang Tina sendirian didepan sekolahnya sambil tatapannya fokus ke handphone.
"Tina?"
Tina mengerutkan keningnya, kala mendengar suara asing yang memanggil namanya. Dia pikir itu adalah supir taxi yang sudah dia pesan, tapi ternyata bukan.
Seorang pria bule berperawakan tinggi kini berdiri didepannya, membuat Tina semakin mengerutkan keningnya bingung.
"that is my name, do you know me?" Tina berbicara dalam bahasa Inggris karena pria yang didepannya saat ini terlihat seperti orang luar negeri.
"Ini aku, Tina..." Pria itu membalas dengan bahasa Indonesia dan langsung memeluk tubuh Tina, membuat gadis itu terkejut setengah mati.
"Hey apa-apaan ini! Siapa kau?!" Bentak Tina sambil menguraikan pelukan mereka dengan kasar.
Pria yang ada didepannya kini memandangi nya dengan tatapan nanar, yang tersirat penuh dengan kerinduan.
"It's me, Tina. Don't you recognize me?" Tina menggeleng tidak mengerti, siapa sebenarnya pria bule yang ada didepannya saat ini?
"I do not know you!" Jawab Tina.
"Tina, I am your older brother, William!"
Degh!
Mata Tina melebar, memandangi pria yang ada didepannya saat ini dengan tatapan tidak percaya.
"Aku William, Tina. Aku kakakmu..." Pria itu kembali memeluk Tina, namun berbeda dengan tadi, Tina tidak melawan. Dia membiarkan pria itu memeluknya.
"I miss you so much," Tina merasakan basah dibahu nya karena lelaki itu menangis di pelukan nya.
Dengan pelan-pelan Tina menguraikan pelukan mereka, dia menghapus air mata pria itu dengan jari ibunya, memandang lekat wajah pria itu.
"Is this really you?" Pria itu mengangguk pelan, sambil mengecup punggung tangan sang adik.
"Ikutlah denganku, aku akan menceritakan semuanya padamu,'' Tina dengan cepat mengangguk, tidak ada alasan baginya untuk tidak percaya. Wajah pria itu terlihat mirip dengan mendiang sang ayah.
(●'⌓'●)
Tina kini memandangi pria yang ada didepannya dengan tatapan yang masih penuh dengan kerinduan. Ingin sekali dia memeluk pria yang dua tahun lebih tua diatasnya itu, namun dia akan melakukan hal itu nanti saja karena sekarang dia harus mendengarkan cerita dari kakaknya terlebih dahulu.
William memandangi adiknya, gadis yang sudah sangat dia rindukan selama bertahun-tahun, sebelum pemuda itu akhirnya membuka suara, dan menceritakan apa yang terjadi padanya.
Flashback_
William kini berjalan gontai menuju kamarnya setelah pemakaman sang nenek yang menutup usia pada hari kemarin.
Pemuda itu benar-benar merasa sangat terpukul karena perempuan yang selama ini selalu menyayanginya dan membesarkannya dengan sangat baik kini telah berpulang.
Tak hanya itu, kesedihannya semakin bertambah kala dia baru saja mengetahui tentang sesuatu. Sesuatu yang selama ini disembunyikan oleh kakek, dan neneknya darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Novela JuvenilPindahan dari aplikasi Fizzo Perusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cu...