Bab 43. Hubungan kita sudah berakhir

21 2 0
                                    

Pagi itu, First baru saja tiba di sekolah Seperti biasa, dia di antarkan oleh Sean. Tanpa sengaja, First berpapasan dengan Tina di depan gerbang sekolah.

Tina menatap First sekilas sebelum dia berpaling dan masuk ke dalam sekolah.
First pun mengejar nya.

"Tina... Tina... Tunggu" panggil First. Untung saja, itu masih pagi sekali sehingga sekolah tidak terlalu ramai.

" Apalagi First? Hubungan kita sudah berakhir jadi tolong. Berhentilah berurusan dengan ku" lontar Tina, dengan memaksakan ekspresi wajah nya untuk kesal.

"Tina, aku mohon pikir kan lah sekali lagi. Aku masih mencintaimu, dan kau juga masih mencintai ku bukan?" Ujar First, yang sudah mulai putus asa karena ekspresi wajah Tina.

"Maaf First. Aku terpaksa putus dengan mu. Ini juga demi kebaikan kita" balas Tina, sebelum dia pergi ke kelas nya meninggalkan First sendirian di sana.
First memandangi punggung Tina yang sudah menjauh dari nya dengan tatapan sendu.

'Aku tau, kau meninggalkanku bukan karena terpaksa. Tapi itu semua, karena kau telah di paksa'.  Batin First.

***

"Hi Sand... What are you doing?" 

Tanya Laura, sambil menyampari Sandi, yang saat ini sedang duduk di kantin sambil meminum es teh manis yang dia beli di kantin itu.

"Ya ada apa?" Tanya Sandi dengan ekspresi yang super duper cuek.

"Iihh Sandi... Aku kan cuma nanya"

cemberut Laura. Dia sebenarnya sudah menaruh hati pada Sandi sejak awal, tapi dia merasa kesal saat laki-laki itu menolak nya di depan orang tua mereka. Dia menjadi dendam dan ingin membuat Sandi merasa nyaman saat bersama nya, dan menyesal karena telah menolak dia.

"Aku juga nggak suruh kamu nanya" balas Sandi.

'Sialan kau...!' kutuk Laura, dalam hatinya sambil memandangi Sandi dengan kesal.

"Yah, aku kan cuma..."

"Hei... Kenapa kamu gangguin pacar aku hah?!" Omongan Laura tiba-tiba terhenti, saat seorang gadis memergokinya dengan tatapan yang mematikan.

Sandi yang pada awalnya lebih menfokuskan mata nya pada Handphone pun, kita langsung mengangkat kepalanya dan melihat ke arah wanita yang baru saja datang itu.

Sekilas, terlihat senyuman manis dari bibir Sandi. Dia tidak menyangka, kalau perempuan yang tidak lain adalah Nadia itu, akan mengatakan hal itu pada Laura.

' Pacar? Apakah aku tidak salah dengar?' batin Sandi berbunga-bunga.

"Aku nggak gangguin pacar kamu kok. Aku kan cuma mau ngobrol sama dia" ujar Laura dengan kesal, sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Tapi aku nggak mau ngobrol sama kamu" balas Sandi, dengan sedikit menjulurkan lidahnya mengejek pada Laura.

"Kamu dengar? Dia tidak suka mengobrol sama kamu" ujar Nadia.

"Sayang, lebih baik kita pergi aja yah dari sini" ucap Sandi yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu,  sambil menggandeng tangan Nadia pergi dari kantin.

Laura pun, hanya bisa melihat kepergian dua orang itu dengan kesal, dan menghentakkan kakinya ke lantai.

'Awas saja kau Sandi... Akan ku buat, kau dan pacar mu itu berpisah' batin Laura dengan senyuman yang penuh dengan kelicikan.


***


"Cieee... Kamu bilang aku apa tadi? Pacar... Hmmm" goda Sandi pada Nadia, masih dengan menggandeng tangan Nadia. Mereka, kini sedang berjalan menyusuri koridor sekolah.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang