"Tina, kau sudah ganti pakaian mu? Ayo makanlah bersama ku" tawar Marq, sambil mengajak Tina ke dapur bersama nya.
Tina yang masih agak canggung, kini Hanya diam terpaku di tempatnya.
"Ayo..."
Ajak Marq lagi, kali ini dia sudah meraih tangan Tina, dan mentatanya hingga ke meja makan dengan lembut.
"Kak Marq, apa yang sebenarnya terjadi pada mu? Kenapa kau tiba-tiba bersikap baik padaku? Apa yang kau inginkan hah?"
Tina akhirnya melepaskan semua pertanyaan yang dari tadi tertahan di dalam hatinya.
Mendengar pertanyaan-pertanyaannya dari Tina, Marq hanya tersenyum tipis menatap nya.
"Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita saja" balas Marq.
"Maksudnya?" Tanya Tina yang masih tidak mengerti.
"Tina... Aku telah berjanji pada ayah mu untuk terus menjaga mu. Dan aku, sedang berusaha untuk menjalankan amanah yang telah di berikan untukku" ujar Marq.
"Kak... Kau bisa menjaga ku, walau tanpa harus menikahi ku. Kejarlah gadis impian mu"
Ucapan dari Tina, membuat hati Marq terasa di tikam oleh pisau... Lembut, tapi benar-benar menusuk hatinya.
"Aku tidak pernah mengingkari janji yang telah ku buat pada siapapun Tina. Aku akan melakukan apapun untuk menepati semua janji yang telah ku buat. Termasuk mengorbankan kebahagiaan dan cinta ku"
Kata Marq, sambil berusaha membendung air matanya. Dia masih tak mengerti dengan perasaan nya.
Bagaimana bisa, pria berhati batu sepertinya kini melunak hanya karena cinta.'I love you Natha....' umpat marq dalam hati nya.
"Oh iya... Ayo makan makanan nya sebelum dingin", seru Marq. Setelah itu, mereka berdua pun menikmati makan siang bersama.
Tina menatap Marq, yang kini tengah sibuk dengan makanan nya dengan tatapan yang entah lah...
'Tak perduli, seberapa keras nya kau mencoba... Tapi cinta di hati mu, hanya akan tetap di miliki oleh orang pertama yang telah menyentuh hati mu'
Gumam Tina dalam hatinya.
***
Saat itu, First baru saja turun dari tangga, dia melihat Sean yang tengah sibuk dengan laptop nya.
Dia dari tadi pagi, telah mencoba menghubungi Tina, tapi handphone Tina tidak aktif. Beberapa menit yang lalu, dia menelevon Tina kembali, nomor nya aktif, tapi tak di angkat oleh Tina.
"Entah apa yang telah terjadi pada gadis itu"
Cibir First pelan, sambil berjalan menuju pintu depan.Baru saja, hendak melangkah keluar, suara Sean langsung membuat First berbalik.
"Mau kemana kau?"
Tanya Sean dengan nyaring.'Oh ayolah... Aku bukan napi sampai harus di tahan di rumah terus' geram First sambil memutar matanya ke arah Sean.
Ketika pandangan nya sudah tertuju pada Sean, First terkejut saat melihat Sean yang masih saja terus sibuk dengan laptop nya.
' Apakah matanya ada empat? Dia tengah fokus pada laptop nya tapi dia masih sempat memperhatikan ku' gumam first lagi.
"Mau kemana kau?" Sean mengulangi pertanyaannya yang sama.
"Ah... Ini aku..."
Balas First gugup, sambil mencari alasan. Dia sebenarnya ingin pergi ke rumah Tina, memastikan bahwa Tina baik-baik saja, Karena dia merasa heran kenapa Tina tidak mengangkat panggilan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Fiksi RemajaPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...