"selamat pagi semuanya!" sapa Angga, setibanya di depan kelas dengan senyuman yang lebar.
Bukannya membalas, atau menanggapi sapaan dari Angga, teman-teman gilanya yang telah berkumpul di bagian belakang kelas, malah menertawai nya.
Raut wajah Angga yang semula dibuat semanis mungkin, kini berubah menjadi masam, ketika melihat Dimas, Marven dan juga Sandi menertawai nya dengan sedemikian rupa.
"Apa? Kenapa kalian tertawa?" Tanya Angga, sambil tersenyum kembali.
Hingga membuat ke empat temannya itu tertawa lebih kencang lagi.
Para Teman-teman perempuan yang sudah tiba di sekolah pagi itu pun, ikut tertawa karena terbawa suasana oleh ke tiga lelaki itu, padahal mereka sendiri pun tidak tau apa yang sedang para lelaki itu tertawakan.
Bahkan, Selly dan Laura yang pada awalnya sedang asik dalam obrolan mereka pun, juga ikut tertawa melihat kelakuan orang-orang yang tidak waras itu.
Sementara itu, Angga kini berdiri dengan penuh kebingungan di ambang pintu.
Dia tidak tau apa yang salah dengan teman-teman nya pagi ini.
Dengan langkah pelan, Angga pun masuk lebih dalam ke kelas, dan menaruh tas nya di atas meja nya, dan membawa kursinya ke belakang bersama teman-teman nya.
"Kenapa kalian tertawa? Apa yang sedang kalian tertawakan" Tanya Angga dengan penasaran.
"Kami sedang menertawakan mu hahaha" balas Dimas, yang diakhiri dengan tawanya
"Hah?" Angga tidak mengerti, kenapa mereka menertawakan nya.
"Ada apa ini, kenapa kau full senyum pagi ini?" Tanya Sandi, sambil menahan tawanya
"Iyah... Biasanya, kau selalu cemberut, atau berekspresi biasa saja ketika sampai di sekolah. Tidak biasanya kau senyum-senyum begini" ujar Marven.
"Oh ... Tungu tunggu dulu! Jangan bilang, kalian sedang menertawakan ku karena pagi ini aku datang sambil tersenyum?!!" Tebak Angga
"Tentu saja, Iya" balas ketiga temannya itu serempak.
Angga pun, terlihat mengacak-acak Surai hitamnya dengan frustasi.
'Apakah kewarasan mereka sudah benar-benar menghilang?' umpat Angga dalam hatinya.
Padahal, pagi ini dia sedang mencoba untuk membuat dirinya setampan mungkin, dengan senyuman di wajahnya yang tidak lain hanya untuk menarik perhatian Selly.
Walaupun, tanpa disadari nya, Angga sendiri sebenarnya adalah lelaki tampan, dengan hidup mancungnya dan kulit putih bersih nya.
Yah, walaupun dia tak setinggi First, yang tinggi nya 180 cm, sedangkan dia sendiri tingginya 173 cm.
Tapi, dia juga masih tergolong tinggi. Dan dia tetap terlihat tampan dengan gayanya. Hanya saja, dia belum menyadari kelebihan yang dia punya.
Yang ada dipikiran lelaki itu sekarang, adalah bagaimana caranya untuk memikat hati sang gadis pujaannya itu.
Sebenarnya Angga juga tidak masalah jika Selly menyukai First. Namun, dia hanyalah merasa aneh saja saat melihat tingkah laku Selly yang awalnya hanya pendiam, kini berubah drastis menjadi primadona, dan menjadi genit pada First.
Dia hanya ingin membuat Selly menyadari, bahwa dia tidak perluh mengubah dirinya, untuk menjadi lebih cantik lagi.
Karena, dia akan selalu terlihat sempurna di mata orang yang benar-benar mencintainya dan menerimanya apa adanya.
Kembali lagi, dengan obrolan mereka, kini Angga melempar kan tatapan menakutkan kepada tiga temannya itu.
"Apa? Kenapa kau menatap kami seperti itu hah!?" Sewot Dimas
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...