Kala itu, Tina sedang membaca buku di perpustakaan.
Dia memandang ke sekeliling perpustakaan, di sana ada banyak sekali kenangan antara dia dan juga First.Ketika mereka berdua baru saja masuk di sekolah itu, perpustakaan itu lah yang selalu menjadi tempat mereka berdua, sebelum mereka terbiasa menongkrong di taman sekolah, dan juga kantin di sana.
Bukan nya membaca buku, Tina malah tersenyum senyum sendiri, sambil mengingat masa-masa itu.
Seperti biasa, perpustakaan sekolah itu sangat sepi, dan bisa di bilang hanya ada Tina, dan juga seorang pustakawan di sana.
Adapun alasannya adalah, para murid-murid di sana lebih suka menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin, kelas atau tempat-tempat menyenangkan lainnya di skolah itu, dibandingkan dengan pergi ke perpustakaan.
Baru saja, dia ingin mengalihkan pikiran nya ke buku yang ada di atas meja di depannya ini, lonceng telah berbunyi, tanda bahwa waktu istirahat telah selesai.
Dia pun, segera menyimpan buku itu kembali ke rak yang dia ambil semula, kemudian dia pun masuk ke kelas.
^_^
Tina melamun saat memasuki ruang kelas tiba-tiba...
"Awww",
Tina tak sengaja menabrak seseorang, dia mengangkat kepalanya, memandang orang yang dia tabrak di depan pintu kelas itu sambil memegangi hidung mancung nya itu.
Rasanya dia ingin memalingkan wajahnya, tapi dia telah terlanjur melihat wajah First, yang kini berdiri tepat di depannya.
"F... First... Maa... Maafkan aku" gagap Tina.
"Tidak apa-apa, ini salahku. Seharusnya aku tidak berdiri di depan pintu" balas First halus
Tina kini memandangi First, dengan tatapan yang penuh dengan kesedihan dalam pandangan nya.
First juga merasakan apa yang saat ini sedang di rasakan oleh Tina.
Seandainya dulu, dia berhasil menghubungi orang tua nya, nasib cinta mereka pasti tidak akan seperti ini."Hei... First.. Tina, duduk lah di tempat kalian, guru akan segera masuk"
ujar Sely, yang memandang mereka dengan rasa iri.
Mendengar kata guru akan segera masuk, mereka pun langsung kembali duduk di bangku mereka masing-masing.
^_^
Siang itu, adalah jam pulang sekolah.
Tina, kini berjalan bersama-sama dengan First menyusuri koridor sekolah.Suasana mereka begitu hening, tak ada yang membuka percakapan di antara mereka.
Mereka hanya berjalan berdampingan tapi seperti berjalan sendiri sajaMereka pun, akhirnya sampai di depan sekolah. Tina memandang ke sekeliling, jarak mereka kini berjauhan dari murid-murid yang lain.
Tina dan First kini saling melempar kan tatapan yang penuh kesedihan.
Tak terasa, air mata pun menetes dari pipi Tina."First, aku tidak bisa menjauh dari mu walau hanya sesaat" lirih Tina.
" Aku juga merasakan hal yang sama dengan mu Tina." Balas First
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita harus berpis...."
"Sssttt"
First menghentikan Tina, saat hendak mengucapkan kata berpisah.
"Kita telah sama-sama berjanji untuk tidak berpisah" ujar First.
" Benar... Tidak perduli seberapa keras nya mereka menyuruh kita untuk berpisah, kita akan tetap bersama" ucap Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Fiksi RemajaPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...