Hari itu, adalah tanggal 1 Januari. Meskipun masih merayakan tahun baru, tapi Ricko, Ana dan juga First harus secepatnya kembali ke Spanyol.
Pagi - pagi sekali, First sudah bersiap-siap. Dia pergi ke rumah Sandi, membawa sebuah Kotak.
... Ding... dong...
First menekan bell pintu yang ada di depan rumah keluarga Bagaskara.
Selang beberapa menit, seorang pria yang berusia sekitar 45 tahun membuka pintu.
"Selamat pagi om!" sapa First, pada Naufal yang tidak lain adalah ayah nya Sandi.
"Selamat pagi First..." Balas Naufal, sambil melirik jam tangannya. Ini baru jam 06:15
"Oh iya... Selamat tahun baru yah om" ucap First, sembari menjulurkan tangannya pada Naufal.
Naufal pun tersenyum sambil meraih tangan First, dan berkata "iya... Selamat tahun baru juga yah"
"Oh iya om, Sandi nya ada?" Tanya First.
"Oh, Sandi masih tidur. Lagipula ini masih sangat pagi First" ujar Naufal
"Bangunkan saja dia" lanjut Naufal, sambil mempersilahkan First untuk masuk ke dalam rumah nya.
First pun langsung bergegas masuk ke dalam kamar Sandi, tanpa seizin sang pemilik kamar.
Ketika dia masuk, dia mendapati Sandi yang sedang tertidur nyenyak sambil memeluk guling nya yang empuk.
"Happy New Year...!" Sandi tiba- tiba terperanjat kaget dan terbangun dari mimpi indah nya , saat First berteriak di telinga nya.
"Astagaaa...First!"
Gerutu Sandi, sambil mengucak mata nya, dengan wajah nya yang khas orang yang baru tidur.
"Kau! Bisa - bisa nya kau mengganggu tidur ku"
cibir Sandi. Padahal, dia dan First baru pulang jam dua dini hari, dan dia langsung tertidur lelap ketika sampai di rumah.
"Ini udah pagi Sandi, ini waktu nya bangun bukan waktu nya tidur" ucap First.
"Kau kan sudah tau, kalau kita pulang di waktu yang sudah hampir subuh... " Ujar Sandi.
"Terus? Memangnya kenapa kalau kita berdua pulang di waktu yang hampir subuh? Itu bukan berarti kau boleh tidur seharian. Lagipula..."
Ujar First, dengan menekankan dua tanda tanya pada kalimat nya. Namun dia sengaja menggantung kan ucapan nya di kalimat terakhir.
"Lagipula apa?" Tanya Sandi penasaran.
"Tidak apa-apa. Kau mandi saja dulu... Aku akan menceritakan nya nanti" balas First sambil tersenyum hambar.
"Tidak... Katakan saja sekarang" ujar Sandi.
"First? Ayo katakan" lanjut Sandi.
"Hari ini adalah hari terakhir ku di Indonesia" gumam First pelan sambil menundukkan kepalanya.
"Maksudnya?"
Tanya Sandi sambil mencoba mencerna baik-baik perkataan First.
"Aku akan ikut bersama orang tua ku ke Spanyol dan melanjutkan sekolah di sana" ucap First
"Apa?!!!"
Sentak Sandi terkejut, sambil melebarkan matanya.
"Kau... Kau sedang tidak serius kan? Kau pasti hanya bercanda" lanjut Sandi, sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Aku serius Sandi. Aku tidak bercanda" ujar First, dengan tatapan yang serius.
Sandi terdiam sejenak sambil berpikir. Mungkin itulah sebabnya kenapa akhir-akhir ini First kembali dekat dengan nya lagi. Itu mungkin karena dia hanya ingin menikmati saat-saat terakhir nya bersama dengan sahabat nya sebelum dia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Fiksi RemajaPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...