Siang itu, Marq pergi keluar dari kantor nya untuk menemui Nathalie.
Dia hanya ingin memastikan bahwa apa yang telah di katakan ayahnya benar atau tidak.
Entah mengapa, meskipun dia sudah terhasut dengan kata-kata ayahnya semalam, tapi dia masih ragu.
Pasalnya, selama ini dia tidak pernah melihat atau menangkap basah mata-mata ayahnya.
Dia bahkan, tidak pernah merasa di ikuti atau merasa di perhatikan oleh siapapun jika berjumpa dengan Nathalie
Walaupun bisa saja perkataan ayahnya itu benar, dia mau mengambil risiko untuk menangkap mata-mata ayahnya, sebelum dia melukai Nathalie maupun Meysia.
...
Setelah beberapa saat, akhirnya pria berusia 22 tahun itupun tiba di rumah Nathalie.
Terlihat, gadis itu tengah melayani beberapa pelanggan di warung kecilnya itu.
Marq tersenyum kecil, melihat Nathalie yang bahagia melayani para pelanggan itu.
Sejenak, Marq langsung memindai sekeliling nya. Namun, tidak ada yang mencurigakan dari sana.
'Tidak ada hal mencurigakan... Apa jangan-jangan, ayah hanyalah menakut-nakuti ku saja?' batin Marq.
Tanpa ragu, diapun langsung berjalan ke arah rumah nya Nathalie.
Dia duduk di kursi yang ada di teras depan rumah Nathalie, sambil dengan sabar menunggu semua pelanggan nya pergi.
Setelah beberapa saat, Nathalie pun selesai dengan kegiatannya dan kini terkejut melihat kehadiran Marq, ketika dia keluar dari dalam warung nya.
"Hai" sapa Marq dengan senyuman cerah
"Hai"
balas Nathalie, dengan canggung sembari duduk di kursi yang terletak di samping tempat duduk Marq.
"Aku heran deh, nggak biasanya warung kamu rame... Biasanya pelanggan cuma datang satu-satu" tanya Marq dengan tatapan aneh
Nathalie terlihat mengernyit sebentar, sebelum dia menatap Marq dengan tatapan yang entahlah
"Jadi, maksud mu... Warungku tidak laku, begitu?" Tanya Nathalie dengan tatapan tajam
"E... Enggak... Bu... Bukan begitu... Ma... Maksud... Maksud ku..."
Marq tergagap menjawab pertanyaan dari Nathalie. Nada suara Nathalie tadi, tidak terdengar seperti biasanya. Benar-benar terdengar menakutkan di telinga nya.
"Maksud mu apa!" Seru Nathalie.
"Maksud ku... Aku hanya sekali melihat orang-orang berkerumun berbelanja di warung mu, itupun saat aku pertama kali datang ke rumah mu. Namun, saat beberapa kali aku datang, hanya terlihat satu, atau dua orang yang datang membeli"
Terang Marq, setelah menghembuskan nafas panjangnya.
"Owh... Itu karena, para warga di sekitaran sini, punya jam-jam tertentu untuk berbelanja keperluan mereka. Misalnya pagi, mereka pasti akan datang beli sayur-sayuran di sini... Atau, siang seperti sekarang ini, kebanyakan beli cemilan atau minuman dingin sih"
Marq pun, mendengarkan penjelasan Nathalie dengan serius.
Dia kemudian tersenyum tipis, melihat kecantikan yang dimiliki oleh gadis yang dicintainya itu.
" Kenapa? Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Nathalie sembari menyentuh wajahnya
"Apakah ada sesuatu di wajahku?" Tanya nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...