Siang itu, Marq mengendarai mobil nya menuju sekolah Meysia.
Dia tidak masuk ke kantor hari ini, dia hanya pulang untuk mandi, lalu kembali lagi menjaga Nathalie yang masih belum sadarkan diri di rumah sakit.Kala itu, Marq memarkirkan mobilnya di depan sekolah dasar, yang merupakan tempat di mana Meysia belajar.
Saat itu, sekolah sudah pulang, dan beberapa orang tua murid juga telah datang untuk menjemput anak-anak mereka.
Setelah beberapa saat berdiri di depan mobilnya, Marq kini melihat Meysia yang kini sudah keluar dari pintu gerbang sekolah dasar.
Marq kemudian menghampiri Meysia."Hai Meysia"
sapa Marq, dengan senyuman yang lebar.
Meysia pun, kini menatap Marq dengan gembira."Kak Marq..."
Seru Meysia dengan gembira sambil berlari dan memeluk Marq, yang kini sudah berjongkok dengan posisi lutut nya di lantai.
"Kak Marq mau apa ke sini?" Tanya Meysia.
"Mau jemput kamu dong, anak manis" ucap Marq tersenyum.
"Kak Marq, mau bawa Meysia ke rumah sakit sama kak Natha yah?" Tanya Meysia gembira.
Marq, pun hanya membalas pertanyaan Meysia dengan mengangguk.
"Kak Marq, boleh Meysia peluk lagi?" Tanya Meysia dengan polos.
"Tentu saja anak manis"
balas Marq, sambil menarik Meysia masuk ke dalam pelukannya untuk yang kedua kalinya.
"Meysia kangen sama kak Marq... Kak Marq selama ini kemana saja? Kak Natha selalu nangis saat melihat foto kak Marq"
lirih Meysia, saat sudah memeluk Marq untuk yang kedua kalinya.
Marq kini mengerutkan ke dua alisnya, saat mendengar Meysia mengatakan bahwa Nathalie selalu menagis saat melihat fotonya." Benarkah?"
Tanya Marq pada Meysia, sambil mengurai pelukan nya.
Meysia pun membalas pertanyaan Marq, dengan mengangguk pelan."Kata Kak Natha, Kak Marq sudah bahagia dengan orang lain, jadi dia tidak mau merusak kebahagiaan kak Marq" sambung Meysia.
Mendengar itu, hati Marq kini terasa seperti teriris pisau. Sangat perih, dan menyakitkan.
"Ya sudah, Meysia naik ke mobil Kak Marq yuk... Kita ke rumah sakit jenguk kak Natha"
Ajak Marq, yang tidak ingin lagi berlama-lama meninggalkan Nathalie di rumah sakit.
***
"Tina? Apakah tidak apa-apa jika kita pulang bersama?" Tanya First khawatir.
"First... Kau terlalu khawatir, jangan terlalu pikir kan itu." Tina mencoba menenangkan nya.
"Tapi Tina, kak Marq sangat marah ketika kita berjalan bersama, apalagi sampai pulang bersama" ucap First
"First... Sudah, jangan buat diri kita tidak nyaman dengan memikirkan hal itu" ujar Tina.
"Tapi kan Tina..."
"Cukup sayang" Tina menyudahi perdebatan di antara mereka
Mereka, kini sedang berada di dalam mobil First, Tina menyelinap masuk saat First ingin menutupi pintu mobilnya.
Tina meninggalkan mobilnya di parkiran sekolah."Baiklah, terserah kau saja..." Pasrah First.
First, kini mengantar Tina hingga ke depan pintu rumah nya.
"Lalu bagaimana dengan mobil mu?" Tanya First.
"Jangan khawatir, mobilku akan aman di sekolah" ucap Tina.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPindahan dari aplikasi Fizzo Perusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cu...