Marq semakin melangkahkan kakinya ke depan, First pun semakin memundurkan langkahnya ke belakang.
Tapi, Sean mencekal lengan First hingga First tidak bisa memundurkan langkahnya lagi.
"Apa yang akan kau lakukan pada adikku Marq?" Tanya Sean dengan tenang, sembari menatap Marq yang ber ekspresi yang sulit untuk di artikan.
Mengabaikan pertanyaan dari Sean, Marq langsung memegang pundak First lagi, sebelum dia berkata
" Aku tau cinta mu pada Tina sangat tulus." Ujar Marq. First hanya bisa menunduk mendengar kata-kata Marq.
"Maka... Cintailah dia dengan sepenuh hati, jagalah dia,, kalian bisa saling mencintai selama yang kalian mau"
First seketika mengangkat kepalanya, mendengar perkataan yang baru saja di lontarkan oleh Marq.
Sean pun, juga memandangi Marq dengan tatapan yang sulit.
'Apa maksud Marq?', Sean bertanya dalam hati nya.
"Aku... Aku tidak mengerti" ucap First, sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku tidak akan lagi melarang kalian untuk saling mencintai" lontar Marq dengan tatapan yang serius.
First hanya terdiam, bibirnya bergetar tak menentu. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi entah mengapa, semua kata-kata itu hanya bisa tertahan di tenggorokan nya.
" Marq... Jangan mempermainkan perasaan adikku!" Lontar Sean, sembari berjalan ke depan dan menunjuk wajah Sean dengan jari telunjuk nya.
Dia hanya takut, bahwa ini hanyalah bagian dari rencana Marq untuk menyingkirkan First dari kehidupan Tina.
Marq tersenyum pahit, sebelum dia meraih telunjuk Sean yang kini menunjuk wajah nya, dan menurunnya tangan Sean secara perlahan ke bawah.
"Mempermainkan perasaan adikmu? Untuk apa aku melakukan itu?" Tanya Marq dengan nada tenang.
"Hanya kamu yang tau pikiran mu. Tapi apapun yang akan kau lakukan, aku minta jangan sakiti adikku. Aku akan membawanya pergia jauh, asalkan kau jangan menyakiti nya" ujar Sean.
"Aku serius dengan kata-kata ku." Tegas Marq. Kini tatapannya sudah berubah menjadi serius.
"Aku mengerti bahwa kau menyayangi adikmu. Tapi jangan berlebihan" lanjut Marq lagi, sebelum dia pergi meninggalkan dua orang itu.
Selang beberapa langkah, Marq terhenti lalu berkata tanpa berbalik " aku titip Tina, First".
Setelah itu Marq langsung berjalan pergi.Kini, tinggal tersisa First dan juga Sean di tempat itu. Dua orang itu kini saling melemparkan tatapan satu sama lain, tapi enggan untuk mengeluarkan kata.
Suasana di situ, menjadi hening seketika. Merasa bahwa keadaan sudah mulai canggung, Sean pun memutuskan untuk memecahkan keheningan yang terjadi.
"Dengar First..." Ujar Sean, sambil menggantung ucapan nya ...
"Hhmmm?" Jawab First
"Aku ikut bahagia untuk mu. Kau akhirnya bisa bersama gadis yang kau cintai tanpa ada yang melarang. Aku juga sudah tidak akan menghalangi mu, jika ini memang merupakan kebahagiaan mu. Jangan sia-sia kan kesempatan ini." Ujar Sean, sambil memegang bahu First dengan lembut.
First yang terharu dengan ucapan kakaknya pun, langsung saja memeluk erat tubuh kakaknya itu.
"Thank you kak..." ucap First, yang masih memeluk kakaknya.
Sean kemudian mengusap pelan punggung sang adik kesayangannya, sebelum dia berkata
"Tapi, kamu jangan terlalu bahagia dulu yah... Kamu harus hati-hati sama Marq. Kakak masih curiga dengan pria itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Roman pour AdolescentsPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...