Bab 37. Kecewa

20 2 0
                                    

Malam itu, Sean pulang ke rumahnya dengan perasaan kecewa.
Dia benar-benar tidak menyangka bahwa adiknya itu telah membohonginya.

'First bilang, hubungan nya dengan Tina telah berakhir... Lalu apa ini ... Dia sendiri pulang dengan wajah yang babak-belur karena kedapatan sedang berpacaran dengan Tina, oleh Marq sendiri...'

lirih Sean dalam hati, sambil mengingat kembali semua ucapan dari Marq tadi

Dia melirik jam tangannya, ini baru jam delapan malam.
Baru saja dia ingin masuk menemui First,
First kini baru saja keluar dari dalam kamar.

"Eh, kak... Darimana saja kau?"

Tanya First sambil menyampari Sean. Kala itu, First hanya ingin pindah ke kamarnya yang ada di lantai dua saja. Karena dia tidak begitu merasa nyaman dengan kamar kosong yang tidak di tempati oleh siapapun yang ada di lantai satu tersebut.

"Aku ingin menanyakan sesuatu padamu", ujar Sean.

"Apa itu?"

"Kenapa kau membohongi ku?" Tanya Sean dengan wajah datar.

"Maksudnya?"

"Kau bilang, kau sudah lama putus dengan Tina. Tapi apa ini???!!! Ketika aku datang untuk membuat perhitungan dengan Marq karena telah memukul mu, dia bilang dia melakukan itu karena melihat mu sedang bermesraan dengan Tina ..!"
Mata Sean kini memerah karena marah,

"Sudah berapa kali aku memperingatkan mu First..! Tina itu adalah tunangan orang lain, kenapa kau tidak mencari gadis lain' saja .."
Lanjut Sean.

"Tidak bisa ..." Jawab First, sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa?" Teriak Sean.

First kini menatap kepalanya, dan menatap lekat wajah Sean dengan tatapan sendu.

"Karena aku mencintai nya kak ..." Lirih Sean.

Sean membuang nafas nya dengan kasar, sebelum membalas.

"Cinta? Kau pikir cinta bisa membuat hidup mu bahagia?"

"Iya... Cinta memang membuat ku bahagia"

"Cukup First..! Jauhi Tina. Ini adalah peringatan terakhir dari ku..."

Tegas Sean, sebelum berjalan pergi menuju tangga yang menghubungkan lantai satu, dan lantai dua.

"Kau mengatakan itu, karena cinta pernah menyakiti mu".

Langkah Sean seakan berhenti ketika mendengar apa yang di ucapkan First.

"Bukannya kau tidak bisa bahagia, tapi kau lah yang tidak mau mencari kebahagiaan mu sendiri dalam cinta itu" lirih First.

Sean kini berjalan melangkah maju tanpa memperdulikan ucapan First lagi.
Dengan mengatakan hal tadi, First seolah-olah telah mengungkit luka lamanya kembali.

Luka lama, di mana dulu dia pernah mencintai seorang gadis yang lebih tua satu tahun darinya, namun mereka masih berada di kelas yang sama.

Hubungan Sean, dan gadis itu awalnya berjalan baik-baik saja dan nampak bahagia.
Sebelum suatu fakta akhirnya telah menghancurkan hubungan mereka.

Kenyataan yang begitu pahit untuk di terima oleh Sean, ketika dia harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya itu telah hamil dengan laki-laki lain, di usia mereka yang masih duduk di bangku kelas 12 SMA.

Sejak saat itulah, Sean benar-benar benci dengan namanya cinta.

***

"First? Ini muka kamu kenapa? Kok penuh lebam begini?"

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang