Bab 49. Jangan kembali lagi

17 2 0
                                    

Sore itu, First sudah berganti pakaian untuk pergi ke luar.

"First kau mau kemana?" Tanya Ricko yang menghampiri First.

"Oh... Aku, aku mau keluar sebentar pa", balas First.

"Baiklah, tapi jangan lama-lama yah. Sebentar malam ada dinner bersama dengan teman-teman lama papa sama Mama di rumah ini" ujar Ricko.

First pun langsung mengangguk menyetujui omongan sang ayah. Segera First pun pergi keluar dari rumah mereka.

Dia menuju sebuah taman yang ada di dekat sekolah. Biasanya, dia dan Tina dulu sering pergi ke sana di hari natal saat Sandi masih tinggal di Bandung.

Suasana di sana benar-benar sepi tanpa ada satu orang pun. Taman itu memang dari dulu selalu sepi. Hanya sesekali ramai di hari Minggu saja.

First duduk, di tempat yang dulu nya dia dan Tina selalu bersama. Menceritakan hari natal mereka yang indah.

Tahun ini, First bahagia karena natal Kali ini bisa merayakan nya dengan keluarga nya yang lengkap sama seperti ketika dia masih kecil.

Tapi di sisi lain, dia juga masih merasa sangat sedih. Karena di sinilah dia, hanya duduk sendirian.

Tidak ada Tina maupun Sandi. Dia dan Tina telah putus, sedangkan dengan Sandi, Dia sendiri lah yang telah meremukkan hubungan persahabatan mereka, dengan mendiami Sandi, dan tak mau bicara dengannya.

Setelah beberapa menit duduk sendirian di sana,  First merasakan kehadiran seseorang di taman itu. Entah mengapa, jantung nya kini berdetak tak beraturan. Segera, First menoleh ke belakang nya dan mendapati Tina yang sedang berjalan-jalan di taman itu, sambil memperhatikan handphone di tangannya.

'Tina?' batin First, yang langsung saja menghampiri Tina.

"Tina? Kau di sini?"

Sapa First dengan suara lantang yang tentu saja membuat Tina terkejut. Awalnya dia pikir tidak ada orang di sana.

Tina menatap First dengan tatapan dingin, walau sebenarnya di hati kecil nya itu, dia sangat senang karena bisa bertemu dengan First di tempat ini.

Sudah lebih dari satu Minggu sejak terakhir kali mereka bertemu, dan Tina sudah sangat merindukan sang pujaan hati nya.

"Iya,"

jawab Tina dengan ekspresi yang masih sama dinginnya seperti tadi,  pada First yang sudah mulai mendekati nya dengan wajah yang cerah di penuhi oleh kebahagiaan.

Yah tentu saja pria itu bahagia sekarang. Karena ternyata Tina benar-benar masih mencintainya. Buktinya, gadis itu datang di taman yang merupakan tempat mereka biasa berkunjung di hari-hari tertentu, termasuk hari natal.

"Kau sendiri?" Tanya First beberapa menit setelah mereka terdiam.

"Memangnya kau lihat aku bersama siapa? Aku berjalan sendiri, itu artinya aku memang datang sendiri" ketus Tina.

First pun tersenyum pahit, sebelum berkata
"Aku kan hanya bertanya saja Tina... Kenapa kau..."

"Kenapa? Apa ada  yang salah dengan ucapan ku?! " Tina memotong kalimat First dengan sedikit membentak.

"Tina? Kenapa kau bersikap seperti ini? Please... Aku tau kita memang tidak bisa bersama, tapi tolong lah jangan bersikap seperti ini padaku.." ujar First dengan tatapan nanar ke arah Tina.

"Kau boleh menjauhi ku. Tapi aku mohon, jangan membenci ku Tina. Aku tidak bisa.."
Lanjut First.

"Kenapa? Kau tak suka dengan sikap ku?!" Bentak Tina.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang