Pagi itu, Tina dan Rachel sarapan bersama-sama di meja makan. Tina merasa heran, karena sejak tadi dia bangun tidur, dia melihat Rachel yang Sibuk dengan handphone nya sambil senyum-senyum sendiri.
"Kak Rachel kenapa sih... Ceria banget dari tadi?" Tanya Tina, dengan di selipkan nada menggoda di ujung kalimat nya.
"Nggak. Kak Rachel nggak apa-apa kok" balas Rachel sambil tersenyum.
Rachel melepas handphone nya, dan fokus pada makanan nya yang belum dia sentuh sedari tadi.
Tina pun hanya memandangi Rachel saja. Marq sudah pergi ke kantor sejak tadi.
Sedangkan, Rachel meminta cuti hari ini.Tina tidak bertanya lebih lanjut tentang kenapa wanita yang sudah dia anggap sebagai kakaknya ini mengajukan cuti hari ini.
Tiba-tiba, handphone Rachel berdering. Rachel mengangkat handphone nya dan melihat Id pemanggil.
Di layar handphone nya, tertera nama Bunga. Rachel pun langsung buru-buru mengangkat telepon dari Bunga, yang tidak lain adalah sekretaris nya Sean.
***
Di sisi lain, Sean baru terbangun dari tidurnya yang nyenyak, setelah mimpi buruk membangun kan orang itu.
Sean terduduk sejenak, di atas tempat tidur nya, dan merenungkan mimpinya barusan.
Dia bermimpi, bahwa seluruh pegawai di kantor nya meneriaki nya yang dia bahkan tidak ingat dengan kalimat mereka, dan melemparinya dengan sesuatu yang dia tidak ingat benda apa itu.Sean melirik jam besar yang tergantung di dinding kamar nya, dan langsung terlonjak.
"Sial..! Jam sepuluh...! Bagaimana mungkin aku bisa bangun se- siang ini...! " Ujar Sean, yang langsung saja bangun dari tempat tidur nya dan langsung mandi.
Hari ini, dia ada rapat dengan klien penting jam sebelas pagi.
Setelah berpakaian, Sean pun keluar dari kamarnya. Dia melihat ke sekeliling rumah yang terlihat sepi.
"Hei... Di mana mereka?"
Tanya Sean, pada seorang pelayan yang kebetulan sedang bersih-bersih di depan kamarnya.
"Oh, tuan muda Sean. Tuan , nyonya, dan juga tuan muda First sudah pergi dari rumah sejak tadi setelah sarapan" jawab pelayanan itu.
Sean pun, mengangguk kan kepalanya mengerti, sambil berlalu dari sana tanpa merasa curiga sedikitpun.
Yang ada di pikirannya sekarang adalah, meeting yang akan di langsung kan dalam waktu yang kurang dari satu jam.
Sean pun langsung melajukan mobilnya ke jalan raya. Namun, di tengah perjalanan dia di timpah musibah ketika mesin mobil nya mati secara tiba-tiba.
Dia melirik arloji yang terpasang di tangannya. Itu sudah jam 10:44 pagi. Waktu nya sisa 16 menit lagi.
Dia tidak punya waktu untuk memperbaiki mobilnya. Dia pun menelepon bengkel langganan nya untuk memperbaiki mobil nya yang mati di tengah jalan itu.
Tapi, ketika dia hendak membuka handphone nya lagi untuk mencari Taxi online, handphone nya tiba-tiba mati.
"Argh... Sial! Aku lupa men-charge handphone ku!" Gerutu Sean sambil mengusap wajahnya frustasi.
Waktu nya kini tersisa sepuluh menit lagi. Sean pun akhirnya memutuskan untuk mencari Taxi di jalan.
Tapi dia sangat sial hari ini. Butuh waktu lebih dari lima belas menit untuk nya dapat menghentikan satu Taxi.
Segera, Sean langsung memerintahkan supir taksi untuk segera menuju ke kantor nya.
Setelah sampai, Sean pun langsung bergegas masuk ke dalam kantor dengan nafas yang tersengal-sengal. Dia juga sudah berkeringat karena kelamaan berdiri di bawah teriknya matahari saat mencari Taxi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...