Bab 35. Babak belur

14 2 0
                                    

"hei... Pria tampan, apakah kau tidak ingin tinggal sebentar lagi?" Rayu Tina, pada First.

Mereka, saat ini sedang berada di depan pintu pagar rumah Tina.
First mengantar Tina sampai di rumah, walaupun mereka mengendarai mobil masing-masing.

"Emm... Gimana yah .."

ucap First, tangan kanan nya kini memegangi dagunya, dan matanya memandang ke atas.

"Yah... Boleh lah, tapi jangan lama-lama" lanjut First.

"Iih... Kenapa jangan lama-lama?"  Rengek Tina, sambil bermanja-manja di lengan First.

***

Marq kini membanting tangannya di setir mobil nya.
Dia masih ingin sekali menghajar orang itu, tapi dia tidak bisa...

Dada nya kini benar-benar terasa sesak.
Dia seperti ingin menghajar seseorang.

"Arrrgggg... Sial... Orang itu, aku ingin menghajar nya lagi"

Raung Marq, sambil menginjak pedal gas mobil nya dengan keras, dan membuat mobil nya mengebut di jalanan.

Dalam kemarahan nya, dia tiba-tiba berpikir untuk pergi ke rumah Tina.
Seharian penuh kemarin, dia tidak mengecek keadaan Tina.

Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan Tina, tapi janji nya pada mendiang ayahnya Tina, memaksanya untuk mengecek Tina sekali saja.

Tapi, baru saja dia masih berada di depan lorong kompleks rumah Tina, matanya yang masih di penuhi dengan kemarahan, sudah di ganggu dengan pemandangan Tina yang sedang bergelayut manja di lengan First, di depan rumah nya.

"Anak itu... Benar-benar tidak bisa di beritahu... Berani-berani nya dia"

geram Marq, sebelum akhirnya turun dari mobilnya dan menyampari dua anak muda yang sedang bermesraan.

Tanpa aba-aba, Marq yang di penuhi oleh api yang membara di dalam dirinya, kini menarik First, sedetik kemudian tinju nya telah kena di wajah First.

Tina, yang terkejut dengan kedatangan Marq secara tiba-tiba yang langsung memukuli First pun, berteriak histeris.

"Kak.. Marq, apa yang telah kau lakukan?" Teriak Tina, sambil memeluk tubuh First, yang tadinya terjatuh.

"Aku sudah memperingatkan mu Tina..!"

Geram Marq, sambil melepaskan genggaman Tina dari First, kemudian melempar kan tangan Tina, hingga membuat Tina tersungkur di jalan.

"Tidak kak Marq hentikan itu... Jangan lakukan lagi"

teriak Tina, sambil mencoba berdiri, tapi dia tidak bisa berdiri karena lututnya kini terluka.

Sementara itu, Marq kini benar-benar di penuhi oleh amarah.
Dia ingin menghajar seseorang dari tadi, hingga dia menemukan seseorang untuk di jadikan pelampiasan atas ketidakpuasan nya menghajar orang di markas tadi.

Sudut bibir First, kini berdarah, cairan kental berwarna merah pun mulai mengalir keluar dari hidung mancung First.

Dia tidak bisa membalas pukulan dari Marq, dia tidak bisa berkelahi, dan terlebih lagi Marq memang berhak untuk memukul nya.

"Kak Marq hentikan...!" Teriak Tina.

"Jangan pernah berhubungan dengan Tina lagi, atau aku benar-benar akan membunuhmu" ancam Marq, sebelum dia kembali naik lagi ke mobilnya dan pergi dari sana.

Setelah beberapa kali mencoba, Tina akhirnya kini bisa berdiri dengan berjalan terpincang-pincang ke arah First, yang kini masih terhempas di pinggir jalan.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang