Hari telah berganti. Itu, adalah hari kedua di tahun itu.
Pagi itu, Tina terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Dia melihat, First yang tertidur di kursi samping tempat tidur nya dengan posisi memeluk tangannya.
Tina mengusap pucuk kepala First dengan tangannya yang lain dengan sentuhan yang sangat lembut, dan dihiasi dengan seutas senyum manis dari wajah pucat gadis itu.
Merasakan sentuhan di kepalanya, First pun terbangun dari tidurnya. Dia mengusap matanya, dan mendapati Tina yang kini telah menatap nya.
"Tina, kau sudah bangun?" Tanya Marq dengan gembira.
Tina hanya mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan First.
First kemudian mencoba meluruskan tubuh nya, yang sejak semalam terbungkuk, karena memeluk Tina.
"Auuu" desis First dengan nada pelan. Punggung nya terasa sangat sakit sekarang.
"Kenapa, pegal yah?" Tanya Tina dengan wajah polosnya.
"Apa sih, enggak kok" elak First, padahal dia memang merasakan pegal-pegal di seluruh tubuhnya.
"Udah deh, jangan bohong. Lagian kamu sih, ngapain juga tidurnya di sini", protes Tina.
"Yah, aku kan mau jagain kamu" balas First sambil memanyunkan bibirnya ke depan.
"Emangnya kalo kamu mau jagain aku, nggak bisa tidur di sofa? Emangnya harus yah, tidur di samping aku?" Cibir Tina, sambil menunjuk ke arah sofa yang ada di ruangan itu.
"Enggak bisa" jawab First dengan singkat
"Kenapa?" Tanya Tina
"Karena aku kan mau peluk kamu" balas First sambil terkekeh.
First, tidak pulang ke rumah sejak kemarin. Sean sudah membujuk nya untuk ikut pulang, tapi dia tetap gigih untuk menjaga Tina, walaupun Sandi menawarkan untuk menggantikan First menemani Tina, selama yang dia bisa.
Rachel pun juga mengatakan bahwa dia bisa menjaga Tina.
Tapi First tidak mau, Sehingga Sean harus pulang sendiri dan mengantarkan baju First ke rumah sakit.
Ricko, dan juga Ana pun langsung datang ke rumah sakit pada malam harinya untuk menjenguk Tina, sekaligus melihat putra mereka yang sudah membuat mereka khawatir sejak kemarin pagi.
Marq hanya datang sebentar, lalu dia pergi lagi dan menyerahkan seluruh tanggung jawab untuk merawat Tina di rumah sakit pada First.
"Tapi First, kenapa kau masih di sini? Aku takut kak Marq akan marah nanti" ucap Tina dengan pelan, namun nada khawatir nya masih terdengar sangat jelas.
"Aku di sini karena aku ingin menjagamu Tina. Tentang kak Marq, jangan khawatir,, dialah yang menyuruh ku untuk menjagamu" balas First.
"Apa maksudmu? Kau bercanda yah" ujar Tina dengan tidak percaya.
First pun, kemudian menarik nafas nya dalam-dalam kemudian menghembuskan nya secara perlahan, lalu menceritakan semua kejadian yang terjadi kemarin.
Tentang dia yang tidak jadi pergi ke Spanyol, hingga apa yang di katakan oleh Marq padanya
Setelah mendengar cerita dari First, Tina langsung menunjukkan ekspresi yang sulit di tebak di raut wajah nya.
"Aku sangat mempercayai mu First... Tapi, tapi entah mengapa hatiku sangat sulit untuk mempercayai kenyataan bahwa kak Marq sudah memutuskan pertunangan kami" gumam Tina.
"Aku mengerti Tina. Aku juga awalnya sangat sulit untuk mempercayai nya. Aku bahkan bingung kenapa kak Marq melakukan hal itu" balas First.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Novela JuvenilPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...