Bab 29. Keras kepala

15 2 0
                                    

Pagi itu, seorang pria bertubuh besar, dengan kaca mata hitamnya sedang mengawasi rumah Tina, dari dalam sebuah mobil hitam.

Pria itu adalah orang suruhan Marq, untuk memata-matai Tina.

"Pagi kak Rachel" 

sapa Tina, pada Rachel yang telah rapi dengan baju kantoran.
Rachel sudah bekerja di Maurence group, sejak satu Minggu yang lalu.

"Pagi juga dek" balas Rachel dengan senyuman

Rachel memandangi wajah Tina yang tampak lesu pagi ini.
Semalam,  suara Marq begitu terdengar nyaring hingga Rachel yang tengah sibuk bekerja di ruang tamu pun, terlonjak kaget karena suara Marq yang nyaring.

"Tina? Kamu sakit?" Tanya Rachel pelan

Tina menggelengkan kepalanya pelan, sebelum menjawab

"tidak kok kak, cuma kurang tidur saja"

Semalam, Tina benar-benar tidak bisa tidur, dia terus saja bermimpi buruk.

"Tin...?"

Panggil Rachel, sambil memegang bahu Tina.

"Ya kak?" Sahut Tina.

"Kakak, bukannya mau ikut campur dalam masalah kamu. Tapi, akan lebih baik jika kau tinggalkan saja First. Marq adalah tunangan mu sekarang..."

Mata Tina terbelalak, mendengar perkataan dari Rachel tersebut.
Sebenarnya, Rachel sudah berulang kali mengatakan hal ini padanya.

Tapi entah mengapa, kali ini kata-kata itu benar-benar menyakiti hati Tina.

"Ini hidup mu Tina... Dan kau masih muda. Keputusan ada di tangan mu" ujar Rachel lagi, sebelum dia berlalu pergi.

^_^

Tina berangkat ke sekolah dengan menaiki mobilnya yang berwarna oranye.
Tanpa dia sadari, bahwa mobil hitam dari tadi sedang membuntuti nya.

Tina terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga mustahil baginya untuk memandang sana sini, selain jalanan yang ada di depannya

Saat tiba di sekolah, kedatangan Tina, di sambut hangat oleh Sandi, dan juga First yang dengan sengaja menunggu nya.

Entah mengapa, semua ke khawatiran yang ada di dalam hatinya sejak semalam, kini hilang melebur saat bertemu dengan kedua sahabatnya ini.

Dia pun, melangkah kan kaki ke dalam sekolah bersama Sandi, dan juga First, yang kemudian di foto oleh mata-mata yang membuntuti nya, kemudian mengirim foto itu pada Marq.

Marq yang sedang berada di ruangannya di kantor, kini telah membuka pesan dari bawahan nya tersebut, dan melihat foto yang di kirim oleh nya.

' sudah ku duga... Gadis keras kepala itu, tetap tidak pernah mau mendengarkan aku'

Geram Marq, dalam hatinya sambil menghentakkan kakinya di lantai.

Kembali lagi dengan Tina, kini Tina, dan ke dua sahabatnya itu saling bercanda tawa menuju ke kelas.

Tiba-tiba, seorang gadis menghadang jalan mereka, yang sontak membuat mereka bertiga berhenti melangkah.

Gadis itu tidak lain adalah Laura.
Laura kini menatap ke arah sandi, yang melempar kan tatapan tidak suka padanya.

"Hei... Tuan Sandi, kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Laura, dengan sedikit mencibir.

"Kenapa kau menghalangi jalan kami? Pergilah dan biarkan kami lewat", protes Sandi.

"Jangan terburu-buru tuan Sandi, aku hanya ingin menanyakan padamu, apakah gadis ini adalah pacar mu?" Tanya Laura sambil menunjuk ke arah Tina.

Sejak kemarin, sebenarnya Laura ingin mencari tahu siapa pacar,  yang Sandi katakan lebih cantik dari nya itu.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang