Tina benar-benar heran dengan keadaan sunyi di sana, saat Tina membalikkan tubuhnya ke belakang tiba-tiba dia terkejut saat melihat, First berada di belakangnya.
"Surprise...!" Seru First, sambil memegang sebuah kotak kue di tangan nya.
"First kau?!"
Seru Tina terkejut dengan kehadiran First."Lihat... Aku membawa sesuatu untuk mu" ujar First sambil mengangkat kotak kue yang ada di tangannya itu.
"Apa ini?"
Tanya Tina, terlihat senyuman yang terlukis sempurna di raut wajah nya itu.
First pun membuka kotak itu, dan terlihat lah sebuah kue ulang tahun yang berbentuk hati
Di dalam nya, dan sebuah lilin yang berbentuk angka tujuh belas di atas kue itu.Tina kini menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya.
Dia kini menatap First dengan tatapan tulus penuh cinta."Happy Seventeen Birthday my girlfriend " ucap First tulus dari hati.
Perlahan, air mata kebahagiaan pun jatuh mengalir di pipi Tina.
Dia hari ini, datang ke sini karena dia dan kedua orang tua nya biasa merayakan ulang tahun nya di danau ini.Hari ini, dia datang dan mengenang masa-masa indah itu.
Orang tua nya kini telah tiada, tapi dia benar-benar tidak menyangka, bahwa dia akan merayakan ulang tahun nya yang ke tujuh belas bersama kekasihnya di tempat yang sama."Terimakasih sayang..." Tina kini memeluk tubuh First.
First, memejamkan mata nya sambil menikmati pelukan cinta dari Tina.
'ya Tuhan, semoga cinta kita bukan lah sebuah kesalahan' ucap First dalam hati nya.
"Hei... Kalau kita terus berpelukan seperti ini, kapan lilin nya akan di nyalakan" ujar First sambil mengurai lembut pelukan mereka.
"Oh iya... Lupa... Ayo duduk" balas Tina terkekeh, sambil mengajak first duduk di bangku tempat dia duduk tadi.
Kemudian, First pun menyalakan lilin yang ada di atas kue itu dengan sebuah korek api.
Tina tersenyum memandangi lilin yang kini apinya telah menyala."Kau ingin membuat permohonan sebelum meniup lilin itu?" Tanya First sambil tersenyum lebar.
Tina kini memandangi wajah First, dia teringat ulang tahun nya di masa kecil dulu, saat ayah dan ibunya memberi tahu nya, bahwa jika dia membuat permohonan sebelum meniup lilin ulang tahun, permohonan nya itu akan terkabul kan.
Mengenang masa kecil nya itu, kini Tina pun mengangguk dengan penuh rasa bahagia di hatinya, lalu dia melipat kedua tangannya, dan menutup matanya.
Beberapa saat kemudian, Tina membuka matanya dan langsung meniup lilin itu hingga padam.
"Terimakasih sayang... Tadinya, aku pikir bahwa tidak akan ada yang ingat hari ulang tahun ku. Tapi nyatanya..."
"Sssttt"
First menyuruh Tina untuk diam, sambil mendekapkan ujung jari telunjuknya di bibir tipis Tina yang berwarna merah jambu itu.
"Aku akan selalu menemani mu di setiap saat" ucap First.
Tina tersenyum melihat wajah First yang cerah itu. Dia tadi dalam permohonan nya, meminta pada Tuhan, agar bisa selalu bersama dengan lelaki yang saat ini menjadi kekasih nya.
Tak terasa, hari sudah mulai menjadi gelap.
Tina, dan First akhirnya pun pulang ke rumah mereka masing-masing.***
First masuk dengan mengendap-endap kendalam rumah nya. Dia menatap ke setiap sudut rumah.
Sepertinya, Sean belum pulang dari kantor nya, mobilnya juga tidak ada di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
Teen FictionPindahan dari aplikasi Fizzo Perusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cu...