Bab 32. Bangunlah. Aku merindukanmu

16 2 0
                                    

Marq kini sedang mengendarai di dalam mobil nya dengan mengebut.
Dia benar-benar merasa tertekan sekarang.

Dia benar-benar merasa hancur ketika mendengar bahwa wanita yang di cintai nya kini mengalami kecelakaan.

Dia tidak mengatakan hal lain pada bawahannya, selain menanyakan nama rumah sakit tempat Nathalie di larikan.

Setelah beberapa saat, Marq kini telah sampai di depan rumah sakit itu.
Sesuai yang di katakan oleh bawahannya di telepon tadi bahwa Nathalie sekarang berada di IGD, Marq kini berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit, yang entah mengapa terasa begitu panjang, untuk sampai ke ruangan yang ingin dia tuju.

Marq, kini telah berada tepat di depan ruang IGD, dia masih berdiri mematung di sana, ada rasa ketidakpercayaan dalam hatinya, jika orang yang dia cintai sekarang berada di dalam ruangan itu.

Perlahan, dia meraih handle pintu, kemudian mendorong nya ke dalam.
Marq masuk, perlahan dia berjalan melangkah kan kaki nya ke arah Nathalie.

Marq, kini sudah tidak bisa lagi membendung air matanya yang sedari tadi dia tahan.

Marq kini menangis tersedu-sedu saat melihat tubuh Nathalie yang kini terbaring lemah tidak sadarkan diri di atas bangsal rumah sakit, dengan selang infus yang terpasang di punggung tangannya.

Marq kini duduk di kursi yang ada di samping bangsal itu, meraih salah satu tangan Nathalie yang tidak terpasang infus, menggenggam tangannya dengan penuh kasih sayang, masih larut dalam tangisnya.

Mendekat kan wajah nya, ke wajah Nathalie,lalu mengecup dahinya dengan ketulusan yang luar biasa.

"Bagaimana aku bisa meninggalkan mu, jika kau saja tidak bisa menjaga dirimu sendiri"

Isak Marq, dengan pelan sambil berulang kali menciumi punggung tangan Nathalie.

Setelah beberapa saat, akhirnya Marq bisa menenangkan diri nya sendiri.
Dia kemudian keluar dari ruangan itu sebentar, untuk menelepon bawahnya yang tadi memberitahu nya tentang kecelakaan Nathalie.

("Hallo, apakah ada yang bisa saya bantu tuan?") Sapa pria itu dari seberang telepon.

"Kenapa Nathalie bisa seperti ini?" Tanya Marq dengan penuh Amarah dalam kalimat nya.

("Menurut info yang saya dapat dari orang-orang yang ada di dekat sana ketika Nona Nathalie kecelakaan,, kata mereka ini adalah kasus tabrak lari tuan.") Jelas bawahan Marq.

"Tabrak lari... Berani-berani nya dia menyakiti kekasih dari seorang Marqtian Adijaya" geram Marq dengan marah.

"Cepat cari orang itu..! Aku akan memberinya pelajaran" perintah Marq, masih dengan keadaan marah.

("Baik Tuan")

Kemudian, Marq pun mematikan sambungan teleponnya, kemudian kembali masuk lagi ke ruang IGD.

Entah mengapa, kemarahan di dalam dirinya itu  kian meredah ketika melihat keadaan Nathalie.
Tatapan tajam Marq, kini telah berubah menjadi tatapan sendu.

Dia terus saja mengusap-usap lembut setiap helai rambut Nathalie, sebelum akhirnya dia tertidur di kursi tempat dia duduk pada jam sepuluh malam.

***

Pagi hari di kota itu kini telah tiba...
Suara kendaraan kini telah terdengar dari jalanan.

Marq terbangun dari tidurnya, dia mengucek-ngucek matanya, dan memandang ke sekeliling.

"Ya Tuhan, aku tertidur di rumah sakit"

Gumam Marq pelan, sambil memegang pinggang nya yang terasa sakit karena tidur di kursi.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang