Sepulang sekolah, Tina, First dan juga sandi, mampir sebentar di sebuah cafe dekat sekolah.
Mereka bertiga mengobrol bersama di cafe itu, sambil menikmati makan siang bersama."Hei... First, seandainya tadi kau melihat ekspresi Sandi, ketika menatap Nadia... Ahaha... Aku jadi teringat masa lalu hahaha"
Tina membuka percakapan dengan meledek Sandi, di sela-sela tawanya."Kau pikir apa? Aku telah memperhatikan nya saat ibu guru menyebutkan nama Nadia tadi hahaha" balas First, sambil tertawa.
Mendengar ledekan dari ke dua sahabatnya itu, pipi Sandi tiba-tiba menjadi merah jambu.
Dia benar-benar malu, ketika mengingat kejadian tadi saat dia memulai percakapan dengan Nadia, tapi Nadia malah membuat nya malu lebih dulu, saat Nadia mengacuhkan nya."Hei... Berhentilah meledekku..." Geram Sandi.
"Awww...Dia marah Tina...hahaha" ledek First.
"Kau ingat? Ketika Sandi mengejar-ngejar Nadia waktu SD dulu, tapi cinta nya malah di tolak mentah-mentah?" Ucap Tina mulai menggoda Sandi lagi.
"Tentu saja aku tidak lupa...hahaha" Jawab First sambil tertawa terbahak-bahak.
Sandi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja menatapi dua orang di depannya ini.
"Hentikan itu... Sekarang, coba ceritakan padaku. Bagaimana kalian bisa menjalin hubungan ini? Dan sejak kapan?!"
Sandi mencoba membuat dua orang ini berhenti meledek nya."Sebenarnya, kisah kami singkat saja. Kita saling mencintai dalam diam, dan akhirnya saling mengungkapkan satu sama lain"
Ucap Tina, sambil tersenyum malu-malu."Dan... Kami, baru menjalani nya selama lima bulan saja" lanjut Tina.
"Dan kau? Bagaimana dengan mu... Coba ceritakan pada kami, apa yang terjadi padamu selama hampir empat tahun ini?"
First kini bertanya tentang kehidupan yang sandi alami, selama hampir empat tahun terakhir ini."Aku? Apa yang harus aku ceritakan?" Tanya Sandi, yang bingung harus mulai dari mana.
"Mulailah dari kisah cinta mu" ujar First.
"Kisah cinta? Apa yang harus aku katakan? Aku sama sekali tidak punya kisah cinta dengan gadis mana pun hahaha..."
Ujar Sandi, di akhiri dengan tawanya yang keras."Dasar payah..." Ejek First... Kemudian di akhiri dengan tawa mereka bertiga.
***
Saat itu, Sudah jam tiga sore ketika Tina pulang ke rumah nya.
"Kak Marq pasti sudah berangkat sekarang"
Ucap Tina pada dirinya sendiri, sambil tersenyum lebar.Dia benar-benar senang, karena Marq telah pergi, setidaknya dia punya waktu bebas selama sebulan bersama First.
Meskipun, Marq berpesan agar dia tidak lagi berhubungan dengan First, tapi dia tidak mau melakukan hal itu.
"Kak Marq benar-benar di buta kan oleh janji nya. Hingga dia, tidak punya waktu untuk mengejar cinta nya sendiri..." Tina berbicara pada dirinya sendiri.
Tina melirik jam yang di berikan oleh Marq tadi pagi di depan sekolah.
"Wah... Kak Marq benar-benar tau seleraku" gumam Tina.
Tina, selalu menganggap Marq sebagai kakaknya. Karena Marq, selalu memantau nya walaupun mereka tidak serumah, dan juga Marq telah mengurus perusahaan orang tuanya.
Meskipun status Marq adalah sebagai tunangan nya, tapi entah Tina, maupun Marq, tidak pernah bersikap seperti pasangan pada umumnya.
Itulah sebabnya, Tina lebih memilih untuk kembali kepada First, dan memilih berjuang bersama dengan First. dari pada berjuang dengan hubungan yang tidak jelas.
Di hati Marq ada Nathalie, dan di hati Tina ada First.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN CINTA TINA (END)
أدب المراهقينPerusahaan Maurence sedang dalam ambang kebangkrutan, namun seorang pengusaha kaya raya bernama Mikel Adijaya datang, dan menawarkan suntikan dana pada perusahaan tersebut. Tentu saja hal itu tidak dia berikan secara cuma-cuma. Dia memiliki syarat d...