Bab 20. Adik dadakan

18 2 0
                                    

"Tidak bisa sandi... Malam ini ada tamu spesial loh" balas Zara.

Sandi pun, membuang nafas nya dengan kasar, sebelum menjawab.

"Iya ma..." 

malam itu, di meja makan keluarga  Bagaskara, terlihat ada dua orang tamu yang di undang oleh Zara, ibunya Sandi untuk makan malam.

Naufal Bagaskara, ayahnya Sandi juga ada di sana. Sandi pun, datang dan duduk tepat di samping ayahnya, yang Duduk di bangku utama, atau yang paling depan di meja itu.

Di depannya, ada Zara ibunya, dan juga wanita paruh baya, yang mungkin saja teman ibunya.

Di sisi lain, tepat di samping Sandi, kini duduk lah seorang gadis yang berparas cantik, yang Sandi benar-benar tidak mengenalnya.

"Sandi, perkenalkan ini teman mama... Namanya Tante, Mira" ucap Zara sambil memperkenalkan teman nya pada sandi.

Wanita paruh baya yang bernama Mira itu pun, langsung tersenyum ke arah sandi, sebelum menatap gadis yang duduk di samping Sandi tersebut.

"Oh iya, dan perkenalkan nak Sandi, ini anak Tante  Laura"  ucap Mira.

Sandi pun, mengalihkan pandangannya ke arah Laura yang tersenyum padanya, dan di balas oleh senyuman tipis oleh Sandi.

Setelah beberapa saat, mereka pun memulai kegiatan makan malam mereka, dengan di penuhi dengan obrolan ringan antara ke dua orang tua sandi, dan Mira.

Sedangkan Sandi sendiri, kini sibuk dengan makanan nya, tanpa memperdulikan Laura yang duduk di samping nya.

Sandi, benar-benar tidak menghiraukan semua percakapan antara ke tiga orang tua di depannya tersebut.

Hingga, sebuah perkataan dari Mira, mampu membangunkan emosi dalam dirinya.

"Zara, berapa usia putra mu?" Tanya Mira

"Tujuh belas" jawab Zara

"Tujuh belas? Oh yah... kebetulan, Laura juga tujuh belas tahun." Balas Mira.

"Berarti, mereka seumuran yah..." Timpal Naufal, ayahnya Sandi.

"Lihat lah mereka. Mereka masih muda, dan ... Kelihatan cocok. Yang satu sangat tampan, dan yang satu lagi sangat cantik. Bagaimana kalau kita jodoh kan saja mereka?" lontar Mira.

Naufal, dan Zara kini saling memandang satu sama yang lain.

"Kalo ini kami sih, terserah sama Sandi aja" balas Zara, pada Mira.

"Bagaimana Sandi, kamu mau kan sama anak Tante,, dia cantik loh, mustahil kalau kamu tidak tertarik. Secara, banyak loh yang incar-incar dia" goda Mira.

Sandi pun, kini menatap wajah cantik Laura, yang kini berseri-seri karena perkataan ibunya yang ingin menjodohkan nya dengan sandi.

"Laura memang cantik, sopan, terlihat berkelas, dan seperti yang Tante bilang tadi, mungkin dia memang benar-benar menjadi incaran banyak pria" ucap Sandi.

Setelah itu, Sandi melirik Laura, yang tersenyum malu-malu saat mendengar pujiannya,, sebelum seringai licik terlukis di wajah sandi.

"Tapi sayang... Aku tidak tertarik!"

ucapan kejam dari sandi, benar-benar mampu mengubah senyuman manis di wajah Laura.

"A... Apa maksud mu nak? Kau menolak Laura?  Seperti yang kau bilang tadi, dia cantik, sopan, terlihat berkelas, dan di incar oleh banyak pria. Lalu di mana kekurangan nya?"

Tanya Mira, yang agak tidak terima kalau putri satu-satunya itu di tolak oleh putra sahabatnya sendiri.

"Itulah kekurangan nya Tante... Dia cantik, berkelas, dan banyak lagi yang saya sebutkan tadi. Tapi, jika dia menjadi incaran banyak pria, lalu kenapa Tante menjodohkan dia dengan ku? Apakah putri anda yang cantik ini tidak laku?" Ujar Sandi, dengan agak mengejek.

PERJUANGAN CINTA TINA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang