28. Di Kala Giory terusik

5.3K 689 89
                                    

hi hehe

update beberapa part setelah ini isinya penambahan foto di chapter chapter sebelumnya ya xixi.

covernya juga aku ganti supaya visualisasinya seragam ya sama au, tapi feel free balik lg ke kalian mau picturing giory dan dara itu sama siapaaa 😉💓

. . .

Bab 28

Di Kala Giory terusik.

"Cap!" Darrin merangkulnya tatkala Giory menyampirkan tas di pundak. Langkahnya menelusuri lorong klub yang sepi setelah bel pulang berbunyi, "Kenapa, Cap? Banyak ngelamun lo sekarang," tanya Darrin basa - basi.

Giory mendengus, "Asumsi lo doang kali."

"Eh, beneran." Sahut Darrin bersikeras, "Gue juga ga mau kalah dari Trisatya ya meski peluang kita menang kecil. Semangat dong, Cap. Jangan murung gitu." Darrin menepuk - nepuk pundaknya berulang kali. Raut wajahnya yang prihatin membuat Giory mendengus.

"I'm good," ucap Giory penuh penekanan. Langkah Giory memelan begitu ia mendekati ruang musik yang letaknya searah dengan ruang klub sepak bola.

"Kayanya hari ini mending kita latihan aransemen yang lo buat kemarin," sahutan itu terdengar dari ujung lorong. Netranya mendapati Kala yang berjalan bersama Dara, keduanya dilihat - lihat semakin banyak menghabiskan waktu bersama.

"Boleh, gue ngikut lo aja, Kak." balas Dara sambil membaca lembaran kertas yang dipegang Kala. Dua detik kemudian netra gadis itu berpendar hingga bertemu dengan miliknya yang tengah menatap paras gadis itu.

Dara melambaikan tangan disertai senyuman hangat yang sudah lama tidak Giory lihat, "Kak Giory!" sapaannya membuat lonjakan perasaan Giory membuncah. Sebuah sikutan terasa di perutnya, pelakunya siapa lagi kalau bukan Darrin.

"Rebut, Cap." Hasut Darrin, "Masa gebetan lo diembat Kala?"

"Mau kemana?" tanya Giory begitu langkahnya sampai di depan gadis itu.

"Ke ruang musik, gue lagi bantuin Kak Kala latihan buat lombanya bulan depan." Balas Dara, "Lo mau latihan, Kak?"

"Engga, Dara." Darrin yang membalas, "Klub libur hari ini buat istirahat soalnya kita tanding lusa, lo ga ngedate sama Giory? Kesempatan nih, dari kemarin dia sibuk latihan."

Dara tampak terkejut tapi ia tidak meralat mulut Darrin yang tidak bisa diatur, "Latihan sampai jam berapa?" tanyanya, "Mau dinner di rumah gue?"

"Sampai jam 5, Gi." Kala yang membalas.

"Emm," iris cokelat gadis itu memancar panik, mungkin tidak enak karena Kala dan Darrin ikut mendengar percakapannya, "Hari ini Papa pulang dari bisnis trip nya, gue mau makan malem bareng Papa. Tapi makasih buat ajakannya, salam buat Tante Arum ya."

Penolakan yang diberi tidak bisa dipungkiri membuat Giory merasa kecewa, tapi alasan gadis itu dan salam yang ia beri untuk Bunda setidaknya cukup menjelaskan situasinya yang memprioritaskan Om Aksa.

"Duluan, bro." Kala menyudahi obrolan diikuti Dara yang mengekor di belakang. Darrin membalas ramah tapi Giory tidak bisa melakukan hal yang serupa, rautnya menatap Kala datar. Ada percikan yang membuatnya bergerak memusuhi Kala yang tampak tidak mau mengerti sinyalnya.

"Dara," panggil Giory sebelum gadis itu beranjak jauh. "Take care." Gadis itu mengangguk singkat sebelum kembali melangkah mengekori Kala.

. . .

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang