38. H- 2 Before the Storm: Always There (Dara Blind Spot)

4.9K 587 115
                                    

hii there, chapter kali ini panjang jadi dibaca baik baik ya.

happy reading

. . .

Bab 38

H- 2 Before the Storm: Always There (Dara Blind Spot)

Dua teknik belajar yang coba Dara terapkan saat ini diadopsi dari percakapannya bersama Bara saat berada di lampu merah Jl. Gandaria. Katanya, teknik pomodoro yang terdiri dari 20 menit belajar dan 5 menit istirahat yang dilakukan sebanyak 4 babak dapat membuat Bara meraih gelar mahasiswa berprestasi di universitas empat tahun yang lalu. Berbekal cerita sukses Bara, Dara jadi mengadopsi teknik podomoro sekarang.

Tring! Maniknya membelalak tatkala timer berbunyi. Matanya melebar dan hatinya seakan tersayat mengetahui fakta bahwasannya dari 20 menit, Dara belum bisa menyelesaikan satu soal. Mulutnya masih terbuka oleh keterkejutan ketika tangannya kembali menyetel timer selama 5 menit untuk istirahat. Ini Dara yang bodoh atau soalnya yang terlalu sulit?

Timer kembali berbunyi menandakan waktu istirahatnya yang sudah berakhir. Dara menggeleng berusaha mengenyahkan pikirannya yang menyarankannya agar menyerah. Menghembuskan nafasnya sekali lagi, Dara kembali menyetel timer selama 20 menit.

Tring!

Sial.

Dara baru berhasil menyelesaikan dua soal. Kemampuannya mulai dipertanyakan, sepertinya Dara memang bodoh. Bara berhasil menerapkan teknik pomodoro karena Bara memang pintar. Giory bisa mengajarinya konsep karena Giory pintar. Dan Papa bisa menjadi CTO— "Papa bisa jadi CTO karena Papa pinter matematika."

Sebuah lorong mulai menerangi pikirannya yang gelap, Dara harus bertanya pada Papa. Dara merapikan semua alat belajarnya, ia harus bertanya pada Papa agar hidupnya lebih sejahtera. Kalau Papa tidak bisa membantunya menjawab soal parabola, Dara harus mempertanyakan jabatan Papa sebagai CTO St. Irving.

Dara bergegas menghampiri Papa di ruang kerjanya yang masih menyala terang di jam 8 malam. Figurnya sudah berada di depan pintu, tapi hatinya menjadi goyah. Bagaimana jika pekerjaan Papa sedang banyak? Bagaimana jika Dara mengganggu waktunya? Bagaimana jika Papa sedang tidak bisa diganggu?--- Nafasnya berhembus pelan. Dara harus mencoba bertanya lebih dulu, daripada membuat banyak asumsi di kepala. Tangannya sudah terangkat sampai beradu dengan material kayu mahoni di detik ke lima.

"Darla?" Suara Papa terdengar dari dalam, "Sini masuk." Dara mendorong pintu perlahan. Kepalanya menyembul memperhatikan seisi ruangan yang ternyata rapi, tidak berdebu, dan terasa hidup.

"Papa," Dara menjeda takut jika permintaannya mendapat penolakan, "Kalau Papa ga keberatan hehe...Dara mau diajarin matematika. Tapi kalau Papa lagi senggang aja."

Tawa Papa mengurai, "Boleh, sini masuk." Dara melangkah menuju sofa diikuti Papa yang bangkit dari kursi kerjanya, "Darla, lagi belajar bab apa?"

Dara tercengir sebelum menjawab, menyukai perangai Papa yang bertanya dengan nada lembut. "Parabola, Dara ada ujian bab ini hari Kamis."

"Kemarin belajar ini juga sama Giory?" tanya Papa sambil menilik catatannya.

"Iya, sama Kak Giory kemarin belajar konsep sama bahas soal, tapi belum semuanya abisnya kemarin udah terlalu malem." Papa mengangguk paham, "Dara udah kerjain soal ini hampir 40 menit, tapi jawabannya belum ketemu juga."

Papa mengambil alih pensil iPadnya. menuliskan rumus lalu mengidentifikasi soal yang tertera, "Yang terpenting kamu harus baca soalnya baik - baik, masukin ke rumus, lalu hitung. Ini diketahui sumbu simetri sejajar dengan sumbu y, berarti rumusnya gimana?"

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang