22. Seniman

4.4K 636 51
                                    

Pengguna twitter mana suaranyaaa? Aku baru aja debutin AU A Brief Inquiry to Self Discovery xixi. Bisa di check disiniii https://linktr.ee/tiararidhatiworks atau bisa klik di bio ku 😙

ee/tiararidhatiworks atau bisa klik di bio ku 😙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

. . .

Bab 22

Seniman

Pertandingan diakhiri kemenangan Dharma yang berhasil unggul dua gol. Zaydan, Cesar, dan Raja, langsung begerak menghampiri Giory di lapangan. Dara dan Cherin mengikuti langkah seniornya dari belakang sampai berpapasan dengan Sarah yang menyahut riang.

"Guys! OMG!" Sarah berjingkrak sambil memegang kameranya yang dikalungkan di leher, "Gue seneng banget, selain kita menang. Gue juga banyak motret ekspresi mereka, dari yang awalnya tegang sampai happy semua!"

"MAU LIATTT!" Cherin menyahut semangat.

Sebelum berjalan ke belakang Sarah untuk melihat layar kamera, netranya bersitatap dengan milik Giory yang berjarak 11 meter dari tempatnya. Lelaki itu memisahkan diri dari temannya dan tubuhnya bergerak begitu saja untuk Dara merespon lewat gerakan yang sama. Keduanya mengikis jarak hingga bertemu di garis putih.

Giory berhasil memenangkan pertandingan ditambah suasana tim yang sepertinya sedang hangat, dua hal yang mampu menggambarkan kesuksesan di mata Dara. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada dan matanya berkelip terang, menyukai apa yang ada di hadapannya, "Is it work?" senyum Dara sukar ditahan, "Mantra gue," tuturnya memperjelas, "Berfungsi ga di lo?"

Dara, mengharapkan balasan berupa kata terima kasih atau ungkapan menyebalkan sebagaimana yang biasa Giory utarakan. Tapi kali ini tangan Giory malah naik mengacak surai hitamnya lembut.

Matanya mengerjap dan jantungnya memompa cepat.

"Thank you," ungkap Giory terdengar tulus di telinganya, "Mantra lo berfungsi terlalu baik di gue."

. . .

Kemenangan klub sepak bola membawa pengaruh tersendiri bagi seluruh murid Dharma yang senyumnya tidak kunjung luntur setelah pertandingan selesai. Langkahnya terus menelusuri lorong hingga lorong menuju pintu keluar yang jaraknya masih cukup jauh.

Tungkainya terus melangkah sambil sesekali mengecek notifikasi ponselnya, takut jika supirnya sudah sampai di titik jemput. Kita mendongak ia tidak sengaja bersitatap dengan seorang lelaki yang memakai jas berwarna khaki. Matanya naik ke atas sampai wajah lelaki itu masuk ke penglihatannya, sial!

Dara tidak punya respon stimulus yang bagus, jadi alih - alih melarikan diri ia malah mematung kaku, "Dara Atmadja, right?"

Terlanjur, Dara memasang senyum sambil berjalan mendekat, "Afternoon, Mister Will."

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang