37. Hari Selasa

4.9K 609 99
                                    

how's ur weekend all?

. . .

Bab 37

Hari Selasa

"Morning, folks. Let's celebrate our Tuesday with some spicy news. Everyone has been talking about it since last night. There's no evidence of pictures whatsoever, BUT our soccer players saw the scene directly, so... get ready to scream. Inhale - exhale, are u ready?

The truth is... Giory Nalendra and Sharlene Deneisha were ex-lovers."

Dara meringis ketika ia berhasil membaca seluruh kalimat dari akun gossip sekolah sampai habis, "Maaf banget," ia menahan nafas ketika melihat tatapan Cherin dan Sarah yang menajam, "Tapi gue udah tau."

"DAMN DARA!"

"HOW COULD YOU KNOW?"

Mereka berteriak hampir di sekon yang sama sehingga Dara harus meredam suara mereka di tengah cafetaria, "Di kasih tau Kak Cesar," balasnya angkat suara. "Waktu gue masuk story Kak Giory pertama kali, Kak Cesar bilang congrats, he said I win over Sharlene. Katanya Sharlene ga pernah masuk ke story Giory selama dia jadi pacarnya."

"Gosh, jadi selama ini mereka backstreet?" tanya Sarah.

"Kayanya sih gitu," balas Dara berasumsi.

"Ouchie, that's hurt," ringis Cherin, "Gue ga nyangka kalau Sharlene selama ini sad girl."

"Kok bisa ke expose gini?" tanya Dara bingung.

"Katanya bocor gegara anak bola, kemarin ada yang liat Kak Giory sama Sharlene berantem di Lapang pas udah sepi, mereka ga sengaja overheard pas Sharlene ngajak balikan." Gerakan tangannya yang akan mengambil minum menjadi kaku, "Nobody has seen Sharlene cry, but yesterday she did. That cold girl is crying over a boy, so she's normal like us."

"Poor her," balas Cherin.

"Terus gimana?" tanya Dara pelan, "Mereka balikan?" ada perasaan yang mengganjal di hatinya, perbatasan antara sedih dan kecewa.

"Ga tau deh kalau soal itu."

. . .

"The end." Tangan Dara berhenti di tuts re, kepalanya menengok ke arah Nick yang berdiri di dekat piano yang sedang ia mainkan di ruang musik, "What do you think?"

Hanya suara tepuk tangan yang keluar dari Nick, bibir lelaki itu masih terbuka ketika Dara beranjak dari duduknya, "I don't know if I could pull that off." Komentar Nick membuat Tawa Dara mengudara.

Di sebelahnya Kala mendengus malas, "Dia orangnya emang sok merendah gitu. Do your best bro, the world pianist has been visiting our humble music room to write your part."

Dara baru saja akan menyangkal pernyataan yang Kala lontarkan, tapi Nick sudah lebih dulu membungkuk ke arahnya, "Forever grateful. Thank you, laoshi (guru)."

Dara tercengir kikuk, "Most welcome, Nick."

"Minimal traktir Dara makanan lah kau," Kala menyikut lengan Nick.

"Just tell your wish," balas Nick bersikeras. "Nasyi goreng? Oh, or mie ayam? I love mie ayam mas ajung near exit gate."

"No need to, bro." Kepala Dara bergerak mencari sumber suara. "Gue volunteer buat wakilin lo traktir Dara Atmadja." Dara terkekeh pelan, dasar orang aneh. Lelaki itu berdiri di ambang pintu masuk, kehadirannya muncul tiba - tiba tanpa mengetuk pintu lebih dulu. Di sore hari seperti ini, seragamnya sudah tanggal tersisa kaos hitam yang dibalut jaket varsity hijau dengan tas yang tersampir di bahu.

Walk to 17th [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang