Jam kini menunjukkan pukul lima pagi, udara dingin berhembus lumayan kencang, bunyi kokokan ayam serta alarm yang berdering kencang mengharuskan Geo untuk mengakhiri mimpinya yang teramat indah.
Setelah merenggangkan tubuhnya dan merasakan matanya tidak lagi lengket, Geo bersiap siap untuk berangkat menuju sekolahannya.
saat ini, dirinya tengah bercermin di kaca full body dengan rupa aesthetic, penampilan Geo dapat dikatakan urakan, mulai dari dasi yang dipakai dengan tidak semestinya, rambut acak acakan dan jangan lupakan baju yang dikeluarkan juga dua kancing baju yang terbuka.
Setelah melihat penampilannya yang menurutnya rapi, Geo langsung menyampirkan tas di bahu nya dan menuju lantai bawah bergegas untuk sarapan.
Sebenernya, antara Gio dan Geo memiliki sifat yang bertolak belakang. Mulai dari Gio yang memiliki sifat Bar bar dan Geo yang memiliki sifat dingin, Gio yang memiliki sifat tidak pekaan dan Geo dengan sifat peka yang teramat tinggi, namun dalam urusan penampilan Geo dan Gio memiliki selera yang sama, sama sama dablek dalam urusan seragam sekolahnya.
Setelah sampai diruang makan, kini yang ia lihat adalah adik bungsunya yang menunggunya diruang makan.
adik pertama dan keduanya menginap dirumah temannya dan Daddy nya yang berangkat kekantor pagi pagi sekali. Itulah yang Geo tau.
Setelah Geo duduk di kursi nya bersama dengan adik ketiganya, kini Geo dengan wajah bangga memerintahkan kepada adiknya untuk memulai sarapan, wajah bangganya tentu tidak disadari oleh adik ketiganya, tak lama setelah Intrupsi dari Geo terucap, yang terdengar hanyalah bunyi dentingan sendok yang saling beradu.
sesi sarapan telah berakhir, kini suasana di meja makan dapat dikatakan cukup canggung, kevin yang tidak tau akan mengatakan apa kepada abangnya serta Geo sedari tadi menatap kearah adiknya dengan tatapan intens.
"Gimana sekolahnya?" Pertanyaan Geo kini memecah keheningan yang tercipta dari meja makan. "Baik kok bang" jawab Kevin, walau terdengar nada terkejut dari suaranya.
"Kalo ada apa apa bilang aja ke Abang ya" celetuk Geo dengan senyum manisnya yang mana membuat Kevin terpana sesaat, setelah sadar ia kembali menormalkan raut wajahnya dengan wajah memerah.
Geo yang melihat ekspresi yang ditampilkan adiknya, hanya dapat menahan tawanya. Jiwa bar bar nya kini tengah meronta ronta untuk keluar setelah melihat adegan mengocok perut di hadapannya.
"Mau berangkat bareng Abang nggak?" tanya Geo seraya mengambil kunci mobilnya, "Eh--, mau bang"jawab Kevin
saat ini dapat digambarkan Suasana hati Kevin sangat sangat baik, bila dalam cerita komik mungkin disekitar tubuh Kevin sudah dipenuhi oleh ratusan bahkan ribuan bunga. bagaimana tidak senang, dulu ia berusaha untuk dekat dengan abangnya, begitu juga dengan saudara saudaranya yang lain. Namun kali ini, bahkan abangnya sendiri yang menawarkan berangkat bersama menuju sekolah.
Setelah sampai di area sekolah, bumbu bumbu manis berupa pekikan pekikan alay siswa disekolahnya membuat jiwa tengil Geo sedang meronta ronta.
Ayolah, walaupun ditubuhnya yang dulu, Gio juga selalu menjadi pusat perhatian, namun sekarang ia sudah berada di tubuh yang berbeda dengan otomatis ia berusaha untuk menyesuaikan sifat dari pemilik tubuh ini.
'Oke geo, stay cool'
'Jangan sampe jiwa bar bar Lo keliatan disini'
"Abang kekelas dulu ya" ucap geo, sembari mengusak rambut halus Kevin lalu pergi menuju kelasnya.
Kevin yang diperlakukan seperti itu, tidak henti hentinya kaget sekaligus senang. Bahkan, setelahnya ia memfoto dirinya dengan rambut yang berantakan karena ulah abang pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...